bakabar.com, MARTAPURA – Desa Bawahan Seberang, Kecamatan Mataraman menjadi lokus bagi Kabupaten Banjar pada penilaian Tim Peningkatan Kualitas Keluarga Daerah (TPK2D) Provinsi Kalsel.
Kabupaten Banjar merupakan daerah ke 12 dari 13 kabupaten/kota Kalsel yang didatangi tim penilai, dipimpin Ir Titik Haryanti, selaku Kabid Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalsel.
Desa Bawahan Seberang dengan total 572 jiwa dari 195 kepala keluarga (KK) sangat memenuhi indikator kualitas keluarga. Dari data desa setempat hanya sekali terjadi pernikahan di bawah umur rentang 2017-2021. Bahkan nihil anak putus sekolah dan bebas stunting.
Desa yang berada tak jauh dari sungai ini warganya kebanyakan berkebun. Bahkan hampir tiap halaman rumah terdapat kebun kecil untuk kebutuhan pangan keluarga.
Meski sempat diterjang banjir besar awal tahun tadi dengan kedalaman setinggi dada orang dewasa, namun seperti tak pernah terjadi apa-apa jika melihat hijaunya tanaman warga desa ini. Ini menunjukkan warganya cepat bangkit dan ketahanan pangan cukup kuat.
Kegiatan dimulai dari kantor kepala Desa Bawahan Seberang dengan serangkaian acara sosialisasi, dilanjutkan peninjauan rumah warga, fasilitas pelayanan, dan taman kebun ketahanan pangan yang dikelola PKK desa setempat.
Mewakili Bupati Banjar hadir Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra H Masruri, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Banjar Hj Siti Hamidah, Tim Penggerak PKK Kal-Sel Pokja I Kartinah, Camat Mataraman, kepada desa, dan lainnya.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra H Masruri bilang, warga Desa Bawahan Seberang sudah dibina terlebih dahulu jauh sebelum mengikuti penilaian peningkatan kualitas keluarga.
"Penilaian ini untuk memicu Desa Bawahan Seberang menjadi lebih baik, harapan ke depan dapat berdampak pada desa sekitar dan meniru apa yang dilakukan desa ini," ucap Masruri.
Dia melanjutkan, dalam keluarga yang berkualitas mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga dan mental spritual serta nilai-nilai agama sebagai dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
"Keluarga tidak dapat berdiri sendiri karna sangat bergantung dengan lingkungan dan juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya," tandasnya.
Sementara Kepala Dinas P2KBP3A Banjar, Hj Siti Hamidah menjelaskan sejak awal tahun sudah dibentuk TP2D Banjar untuk membina warga. Ada 24 indikator dengan 5 komponen yang menjadi penilaian TPK2D Kalsel.
Mulai dari pencegahan perkawinan anak bawah umur, pemenuhan hak anak atas ASI ekslusif, mendekatkan ibu pada pelayanan kesehatan.
"Kemudian meningkatkan ketahanan keluarga yang terdiri dari 5 komponen, dan dukungan instansi pemerintah terkait dalam peningkatan kualitas keluarga. Jadi didukung semua pihak dari kabupaten hingga desa," ungkapnya.
Ketua tim penilaian TPK2D Kalsel, Titik Haryanti menyatakan semua indikator penilaian sudah terpenuhi, namun masih perlu adanya penajaman dari tindak lanjut indikator tersebut, seperti pada pemenuhan hak anak di mana ia menyarankan agar membentuk forum anak.
"Dengan melibatkan masyarakat mendukung tugas fungsi Dinas Perlindungan Anak sehingga anak anak lebih terarah, dan juga forum ini mewakili anak menyuarakan apa saja keperluan anak sebagai pelopor nantinya," terangnya.
Ia menambahkan, hasil dari penilaian se Kalsel bakal diumumkan beberapa hari setelah selesai penilaian di Banjarbaru besok. "Untuk penyerahan penghargaannya nanti digelar pada Hari Ibu (22 Desember)," tutupnya.