bakabar.com, BANJARMASIN – Salah satu langkah yang dinilai cukup efektif menekan penyebaran virus Corona (Covid-19) ialah dengan menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Point utama kebijakan PSBB tersebut yaitu membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Hal ini juga berlaku untuk kegiatan belajar mengajar yang akhirnya menutup sekolah untuk sementara waktu.
Sebagai gantinya, para siswa diwajibkan belajar dari rumah dengan metode pembelajaran jarak jauh berbasis online.
Bagi siswa yang berlatar belakang keluarga mampu, kebijakan belajar dari rumah berbasis online itu bukan masalah.
Namun bagi siswa tak mampu, ini jadi masalah tersendiri. Jangankan memiliki koneksi internet, sebagian bahkan tak memiliki handphone.
Seperti yang dialami tiga siswa ini, Hafis (kelas 4 SD), Habibi (kelas 6 SD) dan Aditya (kelas 1 SMP). Tiga pelajar asal kota Banjarmasin itu dari keluarga kurang mampu yang tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar berbasis online karena keterbatasan ekonomi.
Kesehariannya, tiga pelajar yang masih bertetangga tersebut bekerja sebagai penyemir sepatu di lingkungan Polda Kalimantan Selatan. Uang hasil bekerja itu lah mereka tabung dengan harapan suatu saat nanti bisa membeli handphone untuk belajar daring.
Orang tua Hafiz, Habibi dan Aditya tak mampu membelikan HP sebagai sarana untuk sekolahnya. Dengan berat hati, kedua orang mereka merelakan anak mereka bekerja menjadi tukang semir sepatu agar bisa tetap bersekolah.
Prihatin dengan nasib anak-anak ini, Irbid Itwasda Polda Kalsel AKBP Takdir Matanette membantu ketiga penyemir cilik itu agar bisa membeli handphone. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada ketiganya.
Tak hanya dibantu secara finansial, Nette Boy juga memberikan wejangan kepada ketiganya agar rajin belajar meskipun dengan segala keterbatasannya.
Kepada bakabar.com, eks Kapolres Banjar tersebut mengatakan bahwa kendala yang dialami dalam belajar daring (masa pandemi) yaitu masih banyak anak-anak tidak punya hp android untuk melakukan pembelajaran.
“Jadi anak-anak ini adalah anak-anak tidak mampu. Mereka kesulitan jika harus menggunakan metode belajar jarak jauh. Hal inilah yang membuat kami tergugah untuk membantu sesama," tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis.
“Kami bersama pemerintah tidak henti- hentinya untuk membantu masyarakat memang semuanya berdampak (Covid-19) segi ekonomi. Masyarakat tidak boleh kumpul-kumpul dan harus menjaga jarak (physical distancing) serta mengenakan masker," imbuhnya.
Nette Boy berharap, para siswa ini dapat menggunakan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya, dan tidak menggunakan untuk hal yang tidak berguna.
“Jangan sampai mereka putus sekolah karena sebentar lagi mau ujian. Alhamdulillah kami bisa berbagi," pungkasnya.