bakabar.com, BATULICIN – Para nelayan di Kabupaten Tanah Bumbu mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM jenis solar untuk pergi melaut.
Kesulitan ini sudah mereka rasakan sebelum adanya kenaikan harga BBM jenis solar belum lama tadi.
Salah satunya yang dirasakan para nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Tanah Bumbu yang sebagian besar sudah cukup lama kesulitan mendapatkan solar.
“Para nelayan ini membeli solar di pedagang eceran, itu pun kalau tersedia. Harga per liter Rp13 ribu pun dibeli oleh para nelayan, namun solarnya yang justru tak ada,” ungkap Ketua HSNI Tanah Bumbu, H Kasim, Jumat (16/9).
Perihal kesulitan mendapat solar untuk melaut ini tak cuma dialami oleh sedikit nelayan, tapi jumlahnya ribuan di seluruh Tanah Bumbu.
Seharusnya kebutuhan solar untuk para nelayan ini dipenuhi oleh pihak SPBN (Stasiun Pompa Bahan Bakar untuk Nelayan), namun faktanya hak para nelayan itu tak terpenuhi sebagaimana mestinya.
“Sejumlah SPBN tak lagi beroperasi, misalnya di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) yang berada di Kecamatan Simpang Empat, dan SPBN yang berada di Muara Pagatan Kusan Hilir,” kata H. Kasim.
Permasalahan para nelayan ini sudah mereka sampaikan ke pihak DPRD Kabupaten Tanah Bumbu yang dalam beberapa hari lalu mengadakan rapat dengar pendapat (RDP).
Sangat disayangkan, dalam rapat dengar pendapat pihak Depo Pertamina Kotabaru tak berhadir, padahal pihak ini yang sangat terkait dan berkepentingan atas ketersediaan solar bagi para nelayan.
“Padahal kami para nelayan sangat antusias diadakannya RDP tersebut, yang dihadiri pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Ia pun berharap pihak pemerintah daerah memperhatikan kondisi para nelayan di Tanah Bumbu serta dapat menghadirkan pihak Depo Pertamina Kotabaru, sehingga bisa mengetahui jumlah pasokan BBM jenis solar yang diperuntukkan bagi para nelayan.
“Para nelayan ini juga perlu sejahtera. Bagaimana mereka bisa sejahtera kalau untuk beroperasi ke laut saja sulit mendapatkan solar yang berimbas ke penghasilan mereka,” tutup H. Kasim.