Tak Berkategori

Negosiasi Perang Dagang, Xi Jinping Kontak Trump Via Telepon

apahabar.com, WASHINGTON – Presiden China Xi Jin Ping melakukan komunikasi via sambungan telepon dengan Presiden Amerika…

Featured-Image
Ilustrasi perang dagang. Foto-Thinkstock.com/andriano_cz

bakabar.com, WASHINGTON – Presiden China Xi Jin Ping melakukan komunikasi via sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencapai kesepakatan dalam perdagangan.

Diskusi terus berlanjut untuk menghindari pengenaan tarif yang lebih besar terhadap berbagai jenis barang. Kantor berita China, Xinhua merilis bahwa Xi Jinping telah menghubungi Trump dan menyatakan kedua belah pihak bisa bertemu satu sama lain dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua negara dan dunia secepat mungkin.

Dikutip dari The Guardian, kedua pemimpin negara adidaya itu pun menyatakan kesediaannya untuk mengimplementasikan perjanjian yang dibuat di sela KTT G20 di awal bulan ini.

Pada hari Sabtu, (29/12) Trump menyatakan, pihaknya telah membuat kemajuan besar dalam melakukan diskusi dengan Xi Jinping, setelah satu minggu belakangan didominasi oleh gejolak di Washington serta terjadi volatiltitas yang luar biasa di pasar saham global.

Baca Juga:Masuknya Investor Buat Produksi Daging Sapi di Tanah Air Terus Meningkat

Kesepakatan tersebut akan sangat komprehensif, melingkupi berbagai subjek, area dan titik yang diperdebatkan. Langkah besar telah dibuat!,” sebutnya.

Sebagai informasi, AS berencana meningkatkan tarif untuk 200 miliar dollar AS produk China sebesar 10 persen hingga 25 persen pada Januari 2019.

Namun, AS telah sepakat untuk menunda tarif tersebut selama 90 hari di mulai dari Desember 2018. Kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memberikan sedikit kelegaan bagi investor seiring dengan ‘shutdown’nya pemerintah AS dan kekhawatiran akan Trump yang mungkin akan semakin menginterupsi independensi dari bank sentral setempat Federal Reserve.

Trump membawa pasar saham AS melewati masa-masa Malam Natal terburuknya dalam catatan perdagangan saham AS setelah menyatakan Federal Reserve sebagai satu-satunya masalah ekonomi setempat. Adapun bank sentral sebelumnya telah menaikkan suku bunga sebagai upaya untuk meredam dampak pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat dan mencegah tekanan inflasi sebagai langkah normalisasi kebijakan moneter.

Baca Juga:Jadi Sub Holding Gas Pertamina, PGN Akuisisi Pertagas Senilai Rp 20,18 Triliun

Sumber: Kompas.com
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner