bakabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencatat, pada bulan Mei ini, total ekspor Indonesia mencapai 21,72 miliar dolar AS. Angka tersebut tumbuh 0,96%. Sementara jumah impor mencapai 21,28 miliar dolar AS.
"Ini artinya tumbuh 14,35%," ujar Sri Mulyani Konferensi Pers APBN Kita Edisi Juni 2023 yang digelar secara daring, Senin (26/6).
Dengan angka impor yang melonjak dan ekspor yang naik tipis, mengakibatkan neraca perdagangan pada bulan Mei masih surplus 0,44 miliar dolar. Surplus tersebut berasal dari sektor nonmigas USD2,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD1,82 miliar.
"Secara akumulasi Januari hingga Mei surplus dari neraca perdagangan mencapai 16,5 miliar dolar," terangnya.
Baca Juga: Dugaan Ekspor Ore Nikel Ilegal ke China, DPR RI Panggil Menteri ESDM
Khusus ekspor, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2023 mencapai 108,06 miliar dolar AS atau turun 6,01 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 101,48 miliar dolar atau turun 6,69 persen.
Nilai impor Indonesia pada Mei 2023 mencapai USD21,28 miliar, naik 38,65 persen dibandingkan April 2023. Perolehan tersebut naik 14,35 persen dibandingkan Mei 2022.
Menurut Menkeu, kenaikan impor dan penurunan ekspor harus diwaspadai. Jangan sampai pelemahan ekspor justru akan menggerus APBN seiring peningkatan impor. Dengan demikian, posisi bertahan dengan kondisi saat ini, menjadi salah satu opsi, meskipun bukan yang terbaik.
"Ini adalah suatu hal yang cukup positif, namun kita waspadai dengan tren melemahnya ekspor, ekonomi kita masih menunjukkan suatu kenaikan dan ekspansi yang cukup berubah atau bertahan kuat ini," pungkasnya.