bakabar.com, JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta semakin memburuk akibat musim kemarau. Dari data Nafas Indonesia, sebuah aplikasi penyedia data kualitas udara, selama bulan Mei 2023, kualitas udara di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) memburuk jika dibandingkan dengan periode April 2023.
Di Jakarta, tingkat particulate matter (PM) 2.5 pada Mei 2023 tercatat 45 mikrogram per meter kubik (µg/m³), naik signifikan bila dibandingkan April 2023 sebesar 28 µg/m³.
PM 2.5 merupakan partikel polusi udara yang berukuran 2,5 mikrometer atau 36 kali lebih kecil dari sebutir pasir. PM 2.5 yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat memicu penyakit pernapasan.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Membaik, Dampak Volume Kendaraan Berkurang Drastis
Berbagai material yang terkandung dalam PM 2,5 ini dapat menyebabkan berbagai gangguan saluran pernafasan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), kanker paru- paru, kardiovaskular, kematian dini, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis.
Adapun Tangerang Selatan dan Bekasi menjadi dua wilayah dengan tingkat PM 2.5 tertinggi. Di Bekasi, Tarumajaya menjadi kawasan dengan tingkat PM 2.5 tertinggi, yakni 85 µg/m³. Adapun di Tangsel, Serpong menjadi daerah dengan tingkat PM 2.5 tertinggi, yaitu 75 µg/m³.
Baca Juga: Polusi Udara dan Bau Pesing Mengepung Jantung Ibu Kota Jakarta
Sebagian besar wilayah Jabodetabek tingkat PM 2.5 berada di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni melebihi melebihi standar 5 µg/m³.
Kualitas udara buruk di Jakarta diakibatkan oleh emisi kendaraan, industri manufaktur, dan juga oleh masa peralihan menuju musim kemarau, dimulai dari awal hingga pertengahan Mei 2023.
Peralihan ke musim kemarau ikut berpengaruh karena membuat curah hujan menurun, dan pergerakan angin menurun sehingga zat-zat polutan udara menumpuk lebih lama.