DPRD Banjar

Momen HUT Kemerdekaan RI, Ketua DPRD Banjar Bedah Rumah Warga Limamar

apahabar.com, MARTAPURA – Momen HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, Rabu (17/8), dipastikan meninggalkan kesan mendalam untuk…

Featured-Image
Ketua DPRD Banjar HM Rofiqi mendatangi rumah Roni Ahmadi yang tidak layak huni selama belasan tahun di Desa Limamar, Astambul, Rabu (17/8). Foto: Istimewa

bakabar.com, MARTAPURA – Momen HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, Rabu (17/8), dipastikan meninggalkan kesan mendalam untuk Roni Ahmadi yang tinggal di Desa Limamar, Kecamatan Astambul, Banjar.

Tanpa diketahui sebelumnya, Roni disambangi Ketua DPRD Banjar, H Muhammad Rofiqi, sekitar pukul 14.00 Wita bersama sejumlah rombongan.

Tidak sekadar berkunjung, Rofiqi menginisiasi upaya perbaikan rumah sederhana yang ditinggali Toni dan keluarga selama kurang lebih 18 tahun.

Diketahui rumah Roni berada di tengah-tengah perkebunan karet. Untuk menuju lokasi, mesti melalui jalan setapak sejauh sekitar 50 meter dari jalan utama desa.

Sedangkan dari Martapura atau ibu kota Kabupaten Banjar, perjalanan menuju rumah Roni hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Rumah itu pun jauh dari kata layak huni, karena hanya berukuran 3×5 meter dan ditempati 7 jiwa. Berbahan kayu bekas, beberapa bagian dinding juga ditutupi seng bekas.

Namun seng bekas itu tetap tidak mampu menutupi keseluruhan rumah. Faktanya beberapa bagian dinding yang bolong, hanya ditutup karung bekas.

Bagian atap tak kalah menyedihkan. Berbahan daun rumbia, sudah banyak bolong-bolong yang ditutup kertas karton bekas kotak susu formula.

Sedangkan dari bagian luar, tampak selembar terpal menutupi atap rumah untuk mengurangi rembesan air hujan atau terpaan angin.

Oleh karena rumah terlalu sempit, mereka tidak memiliki toilet sendiri. Ketujuh penghuni rumah terpaksa pergi ke rawa di seberang rumah atau toilet umum.

Pun sehari-hari keluarga Roni Ahmadi belum menikmati listrik. Mereka hanya memiliki satu lampu minyak mirip obor kecil.

Situasi itu sontak membuat Rofiqi gundah. Terlebih fakta kemiskinan ini tergambar di tengah-tengah keunggulan sumber daya alam di Banjar.

“Sudah 77 tahun Indnesia merasakan kemerdekaan. Namun kalau melihat kehidupan Toni Ahmadi sekeluarga, berarti bangsa ini belum merdeka secara ekonomi,” ungkap Rofiqi.

“Kembali saya melihat bahwa kenyataan di lapangan tidak semanis data-data yang tersaji di atas meja,” sambungnya.

Kondisi rumah Roni terbilang ironis, mengingat Desa Limamar relatif dengan pusat pemerintahan Banjar di Martapura.

“Kalau situasi di dekat kota saja kurang diperhatikan, bagaimana dengan yang di ujung-ujung daerah?” imbuh Rofiqi setengah bertanya.

Berangkat dari keprihatinan, Rofiqi langsung memesan bahan bangunan sebagai material bedah rumah Roni Ahmadi agar layak dihuni.

Selanjutnya Rofiqi juga meminta Kepala Desa Limamar, Syaiful Akrabin, mengkoordinasi warga agar bergotong-royong membedah rumah Roni Ahmadi.

“Kalau Pambakal (Kepala Desa) sudah siap, bahan langsung saya kirim,” seru Muhammad Rofiqi.

Bantuan yang diberikan Rofiqi tentu saja membuat Roni Ahmadi senang bukan kepalang. Setidaknya harapan memiliki rumah layak huni, tidak lama lagi terpenuhi.

“Alhamdulillah. Saya berterimakasih atas perhatian Ketua DPRD Banjar. Segala doa terbaik untuk beliau yang mau memperhatikan kami,” papar Roni.

“Kami sudah didatangi petugas dari pemerintah untuk program rehab rumah. Namun kami belum diberitahu soal jadwal pekerjaan rehab dimulai,” tandasnya.

Keluarga Roni Ahmadi sebenarnya sudah tercatat sebagai warga prasejahtera di Dinas Sosial Banjar, serta mendapatkan dana bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH).

Rumah Roni juga sudah masuk program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Pemkab Banjar yang direalisasikan dalam tahun anggaran 2022 sebesar Rp15 juta per penerima manfaat.



Komentar
Banner
Banner