News

Moeldoko Sebut Aksi di Kawasan Patung Kuda Hanya Kambing Hitam Untuk Orang Kaya

Moeldoko : BBM subsidi banyak dinikmati oleh orang-orang kaya

Featured-Image
Demonstrasi Mahasiswa Tuntut Penurunan Harga BBM (Foto : Antara)

bakabar.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan aliansi mahasiswa yang menggelar aksi di patung kuda untuk menolak kenaikan BBM hanya menjadi kambing hitam bagi kalangan orang - orang kaya.

"Kalian turun ke jalan, kalian berkeringat, berdarah-darah, yang kalian perjuangkan juga orang kaya karena subsidi itu ternyata banyak dinikmati oleh orang kaya," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (29/09).

Moeldoko mengatakan 80% subsidi BBM selama ini hanya dinikmati orang kaya. Dengan demikian, ia menilai demonstrasi menolak kenaikan harga BBM membela kepentingan orang kaya. Menurutnya sebagian besar masyarakat memahami kebijakan pemerintah dengan melihat kondisi global yang saat ini tidak stabil

"Masyarakat juga bisa menerima dengan baik. Saya tidak melihat bahwa ada sebuah situasi yang kritis di tengah-tengah masyarakat,"tuturnya.

Mendengar hal itu, Aliansi mahasiswa membalas tudingan Kepala Staf Kepresidenan dengan menggelar aksi demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

"Kemarin, Kepala Staf Kepresidenan Bapak Moeldoko mengatakan bahwa aksi mahasiswa menolak BBM adalah aksi yang menguntungkan orang-orang kaya. Karena hari ini katanya, subsidi BBM itu salah sasaran," jelas Ketua Badan Eksekitif Mahasiswa Universitas Indonesia Bayu Satria Utomo dalam orasinya di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (30/09).

Bayu juga memperingatkan Moeldoko, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan peribahasa "Janganlah bermain api dalam sekam".

"Bapak Moeldoko, bapak Presiden Jokowi, Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin, saya peringatkan janganlah bermain api dalam sekam. Mereka rezim hari ini telah bermain api dalam sekap," ucapnya

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Bayu menyebut rezim hari ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak populis yang mengundang amarah rakyat.

"Miris sekali kita melihat rezim kita hari ini terus-terusan digerus oleh kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan rakyatnya tetapi hanya menguntungkan oligarki," tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner