bakabar.com, BANJARBARU – Jaringan bisnis prostitusi online berhasil dibongkar aparat di Banjarbaru. Ironisnya turut melibatkan anak di bawah umur.
Sekali melayani pria hidung belang, tarif yang dipatok umumnya berkisar Rp500 ribu. Hal itu sesuai penuturan salah satu terduga pelaku berinisial LNA (21).
Seperti diketahui, LNA dan sejumlah remaja lainnya berhasil diamankan Polres Banjarbaru beberapa waktu lalu. Kini mereka dititipkan di Rumah Singgah milik Dinsos Banjarbaru.
Petugas Keamanan Rumah Singgah Dinsos Banjarbaru, Aditya Eko Permana berkata sebanyak delapan terduga pelaku diamankan. 6 di antaranya sudah dijemput keluarga.
“Dari 8 itu, awalnya 5 anak di bawah umur sudah dijemput, lalu baru saja 1 orang laki-laki usia 20 tahunan dijemput juga, jadi sisa 2 orang,” ujar Adit kepada bakabar.com Jumat (11/2) sore.
Keduanya, kata Adit berusia 21 tahun. Mereka di Rumah Singgah hingga sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) digelar.
“Keduanya perempuan, mereka menunggu proses sidang, laki-laki yang dijemput tadi juga nanti Sidang Tipiring, kalau anak di bawah umur tidak,” jelasnya.
Sepanjang pengetahuannya, dari 3 terduga pelaku yang bukan di bawah umur ada yang berstatus mahasiswa.
“Yang saya dengar, dari penuturan mereka (kedua perempuan) yang masih kuliah itu cuma nemanin saja, dan si laki-laki yang dijemput itu juga masih kuliah,” katanya.
Masih menurut penuturan terduga pelaku, cerita Adit mereka mengaku belum sempat melakukan asusila.
“Keburu diciduk polisi,” ujarnya.
Curhat Terbaru Korban Pemerkosaan Polisi di Banjarmasin, Sulitnya Melawan Trauma & Stigma
Lantas, apa mayoritas alasan terduga pelaku prostitusi online yang dititipkan di Rumah singgah?
“Kebanyakan karena ekonomi. Ada yang karena bantu orang tua,” terangnya.
Tapi Adit bilang, ada juga yang beralasan terpengaruh pergaulan bebas. Di mana uang hasil kerja esek-esek digunakan untuk keperluan pribadi.
“Ada juga yang pengen belanja buat dirinya sendiri. Untuk tarif, yang saya dengar itu sampai Rp500 ribu,” tuntasnya.
Sementara itu, salah satu pelaku perempuan yang berstatus mahasiswi N (21) mengaku jika dirinya hanya menemani.
“Saya cuma menemani, namanya teman,” katanya.
Sekalipun demikian, N mengakui bahwa temannya tersebut baru saja melakoni bisnis pelacuran tersebut.
“Baru saja, paling beberapa hari terakhir,” ungkap N
Selama mereka di Rumah Singgah, Kepala Dinsos Kota Banjarbaru Rokhyat Riyadi mengatakan mereka akan mendapatkan pembinaan.
“Kita lakukan pembinaan bekerjasama dengan BNN, dan Dinkes,” ujarnya.
Di mana, kata Rokhyat BNN Banjarbaru bertugas memberikan penyuluhan berkaitan dengan bahaya narkoba dan pergaulan bebas.
Sedang Dinkes Banjarbaru melakukan tes HIV terhadap semua terduga pelaku prostitusi online.
“Alhamdulillah dari 8 orang itu negatif semua,” leganya.
Berpedoman pada SOP Rumah Singgah, maka waktu penitipan sebenarnya hanya 3 hari. Meski dapat diperpanjang melihat kondisi dan situasi.
“Kami di sini menerimakan, Karena mereka masih dalam proses persidangan Polres nitip. Ada yang lebih 3 hari tidak apa-apa, kami bina,” katanya.
Bahkan, lanjutnya tidak jarang ditemui mereka atau terduga pelaku prostitusi online yang sebelumnya sudah pernah dititipkan di Rumah Singgah, kembali lagi mengulangi hal yang sama.
“Ada yang dulu pernah tertangkap, lalu tertangkap lagi dan dititipkan lagi di sini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kadinsos Banjarbaru itu bilang, pembinaan yang singkat di Rumah Singgah tidak berarti jika orang tua atau keluarga tidak membantu mengawasi.
“Peran orang tua itu penting,” tuntasnya.
Sekadar informasi tambahan, jika dibandingkan dengan pengakuan pelaku prostitusi online yang juga diamankan Polres Banjarbaru dan dititipkan di Rumah Singgah tahun lalu, maka ada kenaikan tarif prostitusi pada tahun ini. Dulu mereka yang diamankan mengaku hanya mematok tarif berkisar Rp150 hingga Rp300 ribu,