Pasar Keuangan Domestik

Modal Asing Keluar dari Pasar, Catatan BI Mencapai Rp4,04 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih mencapai Rp4,04 triliun dari pasar keuangan domestik selama periode 8-11 Mei 2023.

Featured-Image
Ilustrasi - Pengunjung mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih mencapai Rp4,04 triliun dari pasar keuangan domestik selama periode 8-11 Mei 2023.

"Berdasarkan data transaksi 8-11 Mei 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual netto Rp4,04 triliun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (12/5).

Aliran modal asing keluar bersih tersebut terdiri atas Rp2,94 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp1,1 triliun di pasar saham. Sejak 1 Januari hingga 11 Mei 2023, terdapat modal asing masuk bersih ke pasar SBN senilai Rp64,59 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp15,29 triliun.

Selain itu, Erwin menuturkan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke posisi 6,37 persen. Tingkat yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang juga turun ke level 3,384 persen.

Baca Juga: Bank Indonesia dan Bank Sentral Laos Perkuat Kerja Sama Bilateral

Sedangkan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke posisi 93,89 basis poin (bps) per 11 Mei 2023 dari 94,82 bps per 5 Mei 2023.

Sementara nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.750 per dolar AS pada Jumat (12/5) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (11/5) Rp14.720 per dolar AS.

Sedangkan indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 102,06. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Editor
Komentar
Banner
Banner