Minyak Dan Beras Langka

Minyak dan Beras Murah Langka di Pasaran, Ini Kata Komisi IV DPR

Mendekati hari raya ramadhan, terpantau stok minyak dan beras murah di pasar tradisional mulai mengalami kelangkaan.

Featured-Image
Pedagang menjual bahan pokok. Foto-dok/apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Mendekati ramadan, terpantau stok minyak dan beras di pasar tradisional mulai mengalami kelangkaan. Kelangkaan stok berdampak pada meroketnya harga dua bahan pokok tersebut.

Menyikapi hal itu, anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Hermanto mengatakan jelang ramadan harga-harga sejumlah Bahan Pokok (Bapok) biasanya mengalami kenaikan. Hal yang sama juga terjadi pada Hari Raya Idul Fitri.

"Ada semacam perilaku konsumen setiap menjelang hari-hari besar, seperti lebaran. Disana terjadi kenaikan permintaan," ujar Hermanto saat dihubungi bakabar.com di Jakarta, Kamis (9/2).

Fenomena itu disebabkan oleh perilaku pedagang yang cenderung menahan barang bersamaan permintaan konsumen meningkat. Akibatnya, terjadi kenaikan harga barang tak wajar.

Seperti ada kecenderungan pelaku usaha menciptakan kondisi demikian untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Pemerintah seharusnya mengambil langkah Stabilisasi agar konsumen dan petani tidak dirugikan.

Baca Juga: Terkendala Aplikasi SIMIRAH, Pedagang Sulit Akses MinyaKita

"Karena dengan menimbun dan menyetok itu, pasokan barang ke pasar berkurang, maka harga naik. Disertai dengan permintaan yang naik juga," imbuhnya.

Hermanto menilai persoalan itu sebagai masalah klasik yang selalu berulang setiap tahunnya. Karenanya, Komisi IV DPR mendesak pemerintah agar membenahi tata kelola pedagang sembako.

"Dengan cara membuat pembedaan pasar yang membedakan minyak subsidi dan non subsidi, melakukan pengawasan dan penindakan bila ditemukan pelanggaran. Minyak goreng subsidi itu harus dikawal langsung oleh pemerintah mulai dari hulu sampai ke hilir," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah bertindak tegas memberikan sanksi terhadap produsen dan pelaku usaha yang ketahuan menimbun barang sehingga terjadinya kelangkaan di pasar-pasar tradisional.

Baca Juga: Menimbun MinyaKita, Luhut Pastikan akan Ditindak Tegas

"Komisi IV DPR minta Pemerintah memberikan sanksi mulai administrasi, penindakan, pencabutan izin usaha sampai pada penutupan usaha sesuai dengan derajat pelanggaran," terang Hermanto.

Diberitakan sebelumnya, masyarakat mengeluhkan kelangkaan minyak dan beras murah di pasaran. Berdasarkan temuan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Satgas Pangan mendapati gudang minyak goreng terbesar di Cilincing, Jakarta Utara dengan 500 ratus ton MinyaKita kemasan botol.

Sedangkan terkait stok beras, pedagang di Pasar Induk Cipinang mengeluhkan pasokan beras yang langka. Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid mengatakan stok beras tersisa 13.370 ton.

Ia menyebut stok beras langka karena pasokan beras dari daerah tidak masuk ke gudang. Dengan begitu, beras dari daerah tidak mengalir ke pasar induk.

Editor
Komentar
Banner
Banner