Energi Terbarukan

Miliki Potensi, Jateng Dorong Pertumbuhan Investasi Energi Terbarukan

Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen menjelaskan, Jawa Tengah memiliki potensi energi surya yang melimpah dan belum dimanfaatkan secara penuh.

Featured-Image
Pabrik Danone-Aqua membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 2.919 kWp (kilowatt peak), sebagai kapasitas terbesar di Jawa Tengah yang diprakarsai oleh industri. PLTS Atap tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 4 GWh (Gigawatt hour) per tahun sekaligus mengurangi 3.340 ton emisi karbon per tahun. Foto: ebtke.esdm.go.id

bakabar.com, JAKARTA - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menjelaskan, Jawa Tengah memiliki potensi energi surya yang melimpah dan belum dimanfaatkan secara penuh. Untuk itu, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) perlu digenjot.

Sejak tahun 2019, Pemprov Jawa Tengah melalui Dinas ESDM memasang PLTS di setiap kantor organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk DPRD Jawa Tengah dan beberapa lembaga pendidikan.

"Penggunaan PLTS tersebut tidak hanya untuk menurunkan emisi karbon, tetapi juga memiliki manfaat ekonomis seperti pengeluaran listrik yang bisa dipangkas sekitar 30-40%," ujar Taj Yasin di acara Central Java Renewable Energy Investment Forum 2023, Selasa (4/7)

Jawa Tengah, kata Taj Yasin memiliki potensi, baik dari dukungan infrastruktur, tenaga kerja dan komitmen kuat dalam investasi. Sektor energi terbarukan menjadi peluang investasi baru di Jawa Tengah, mengingat tumbuhnya ekosistem manufaktur yang membutuhkan alternatif energi untuk memenuhi produksinya.

Baca Juga: Pemasangan PLTS Atap oleh Pelanggan, PLN Pastikan Tidak Membatasi

"Potensi tersebut perlu dikelola bersama-sama,” ujarnya.

Senada, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari menuturkan, Jawa Tengah memiliki rencana umum penanaman modal (RUPM) yang salah satunya menjadi arah kebijakan penanaman modal yang berwawasan lingkungan (green investment). Berdasarkan catatan DPMPTSP, terdapat 690 izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri (IUPTLS), dan jumlah IUPTLS atap dan uap sekitar 17 hingga Juni 2023.

“Terdapat beberapa proyek yang siap ditawarkan dalam sektor energi terbarukan di Jawa Tengah di antaranya pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro Banjaran dan Logawa di Kabupaten Banyumas, pembangunan PLTS terapung Waduk Wadaslintang, pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal di Candi Umbul Telomoyo, dan Baturaden, Kabupaten Banyumas,” papar Sakina.

Nantinya, realisasi investasi di Jawa Tengah diharapkan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat, dengan adanya penyerapan tenaga kerja. Pentingnya investasi diamini Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM, Cahyo Purnomo.

Baca Juga: Perkuat Pasokan, PLN Kembangkan PLTS di Perbatasan dengan Malaysia

Menurutnya, proses transisi energi tidak bisa dilakukan dalam sekejap, perlu waktu dan komitmen. Pengembangan EBT menjadi salah satu upaya menuju ekonomi rendah karbon, untuk itu penciptaan iklim investasi yang kondusif diperlukan.

Misalnya dalam proses perumusan regulasi, dalam aspek prediktabilitasnya menjadi hal penting bagi investor. "Kami mendorong investasi langsung, yang tentu semuanya berawal dari pandangan jauh ke depan, bukan hanya untuk 1-2 tahun saja. Maka dari itu, penting iklim investasi stabil dan perumusan regulasi yang melibatkan seluruh stakeholder, tidak ada pihak yang menjadi penonton saja,” papar Cahyo.

Sementara bagi Institute for Essential Services Reform (IESR),investasi energi terbarukan memainkan peran krusial dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai Persetujuan Paris.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa memaparkan, Jawa Tengah memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, khususnya energi surya. Berdasarkan studi IESR, jika 9 juta bangunan rumah memasang PLTS atap maka mampu menghasilkan 100 ribu megawatt (MW).

Baca Juga: Eco Industrial Park, Kemenperin: Perlu Kerja Sama Pasok EBT

"Dan apabila 35 kantor bupati dan walikota se-Jawa Tengah memasang PLTS atap maka akan menghasilkan sekitar 5 megawatt (MW) dari energi surya," terangnya.

Selain itu, ujar Fabby, beragam potensi energi terbarukan di Jawa Tengah tersedia. Termasuk di antaranya pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm), di luar pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Jawa Tengah dengan kapasitas mencapai 198 megawatt (MW).

Ketersediaan energi terbarukan saat ini menjadi faktor utama daya tarik investasi. Untuk itu, ungkap Fabby, apabila kita ingin meningkatkan daya saing investasi di Jawa Tengah maka perlu meningkatkan ketersediaan pasokan energi hijau, ini menjadi indikator baru bagi investor.

"Potensi sumber energi terbarukan yang besar tidak akan tercapai jika tidak ada pendanaan untuk pengembangannya,” tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner