bakabar.com, MUARA TEWEH – Kasus pembunuhan yang dilakukan bidan muda terhadap bayinya sendiri di Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Kalteng, menyita perhatian publik.
Menanggapi kasus itu, orangtua dari pelaku merasa terpukul dan meminta maaf kepada masyarakat atas perilaku anaknya itu.
Sang ayah, Kornelis bersama istrinya BA kepada media nampak coba menguatkan diri menanggapi kasus yang menimpa anaknya itu, Selasa (25/5).
Kornelis meminta maaf khususnya kepada masyarakat Desa Bintang Ninggi I dan II, di mana putrinya, Nataline (24) bertugas sebagai bidan di Puskesmas Pembantu di sana.
"Dari hati yang paling dalam, kami meminta maaf dengan setulus-tulusnya atas kejadian yang tidak disangka ini. Khususnya, kepada masyarakat Desa Bintang Ninggi I dan Desa Bintang Ninggi II serta umumnya masyarakat Barito Utara," tutur Kornelis dengan nada sedih, Selasa (26/5).
Kornelis menyampaikan, kejadian ini sebagai ujian terberat dari kehendak Tuhan.
Berbeda dengan Kornelis yang terlihat tegar, sebaliknya istrinya BA, ibu tersangka, tidak kuasa menahan kesedihan. Sehingga seringkali ia pingsan.
Saat ini, pihak keluarga berdatangan memberikan suport kepada orangtua tersangka agar tabah dan kuat menjalani ujian tersebut.
Meski berat melewatinya, Kornelis juga menyampaikan pihaknya tetap menyerahkan kasus ini kepada polisi untuk diselesaikan secara hukum.
"Kami minta diberikan semangat supaya bisa lebih kuat melewati kejadian ini. Biarlah proses hukum berjalan. Kami serahkan kepada pihak kepolisian dan berharap diberikan keringanan," ucap Kornelis didampingi Kepala Desa Bintang Ninggi I, Efri Budi.
Efri Budi menimpali, dirinya atas nama keluarga dan Kepala Desa Bintang Ninggi I juga meminta maaf atas kejadian di luar pemikiran mereka, terhadap sosok Nataline selama ini.
Mengingat, lanjut Efri, Nataline selama ini merupakan pribadi yang baik selama tinggal dan bertugas sehari-hari di sana.
Bahkan, lanjut Efri lagi, Nataline cenderung penurut dan tidak pernah membuat masalah.
Selain memiliki sikap yang baik dan santun, Nataline juga dikenal aktif selama mengabdi 3,5 tahun di Puskesmas Pembantu Bintang Ninggi I.
Nataline juga aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan, termasuk membantu di Posko Covid-19, dan petugas Tempat Pemungutan Suara serta kegiatan lain di desa tersebut.
"Saya menganggap NTL seperti anak sendiri, saya yakin yang bersangkutan panik sehingga lepas kontrol," nilai Efri.
Efri berharap media dan masyarakat dan membantu pihak keluarga yang sudah tertekan atas kejadian yang menimpa salah satu bidan terbaik mereka tersebut.
Pada berita sebelumnya, Nataline di tangkap Satreskrim Polres Barito Utara karena membunuh bayinya sendiri usai melahirkan tanpa bantuan orang lain.
Kepada polisi, ia mengaku melakukannya karena malu kepada lingkungan tempat tinggal dan bertugas, serta takut kepada orangtua.
Dengan maksud menghilangkan nyawa bayinya itu dengan cara memasukkan kain pembalut wanita ke mulut korban agar tidak bersuara saat dilahirkan.
Begitu memastikan anaknya meninggal, maka dimasukan ke dalam kantong plastik. Kemudian dibuangnya ke belakang rumah Karmila.
Namun sayang perbuatannya ini terungkap saat Hj Rukmiati curiga mencium bau busuk saat bermaksud memberi makan burung Daranya.
Rukmiati menemukan kantongan tersebut yang kemudian diketahui berisi orok yang sudah tak bernyawa.
Reporter: AHC17
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin