Wisata Sejarah

Menyusuri Jejak Sejarah Benteng Vredeburg di Yogyakarta

Ada banyak cara menikmati liburan sambil berwisata. Jika ingin berbeda, boleh bertandang ke Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Featured-Image
Museum Benteng Vredeburg (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, YOGYAKARTA - Ada banyak cara menikmati liburan sambil berwisata. Jika ingin berbeda, boleh bertandang ke Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Beralamat di Jalan Margo Mulyo Nomor 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan. Museum ini penuh cerita.

Pemandu wisata Museum Vredeburg, Suseno menceritakan, Benteng Vredeburg dibangun atas permintaan Belanda. Dalihnya, untuk menjaga keamanan keraton dan sekitarnya.

"Akan tetapi, di balik itu, maksud Belanda yang sesungguhnya adalah memudahkan dan mengontrol segala perkembangan yang terjadi di dalam keraton Yogyakarta," katanya, Sabtu (29/7).

Benteng Vredeburg dibangun tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I. Atas permintaan Belanda yang pada masa itu gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa, Nicolaas Harting.

"Saat didirikan pertama kali, Vredeburg keadaannya masih sangat sederhana, temboknya hanya dari tanah yang diperkuat dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren," ujarnya.

Bangunan di dalamnya terdiri atas bambu dan kayu dengan atap hanya ilalang. Dibangun dengan bentuk bujur sangkar yang di keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan. Disebut seleka atau bastion.

Kemudian, oleh Sultan keempat sudut itu diberi nama Jaya Wisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang (sudut barat daya), dan Jaya Prayitna (sudut tenggara).

"Pada masa Gubernur Belanda yang dipimpin W.H. van Ossenberg mengusulkan agar benteng dibangun lebih permanen agar lebih menjamin keamanan," ujarnya.

Kata Suseno, pada 1767, pembangunan benteng mulai dilaksanakan di bawah pengawasan ahli ilmu bangunan dari Belanda. Yakni Ir Frans Haak. Pengerjaannya baru selesai tahun 1787.

Sebab, kala itu Sultan HB I sedang disibukkan dengan pembangunan keraton. Setelah benteng selesai, kemudian diberi nama Rustenberg. Artinya benteng peristirahatan.

Nama Benteng Diubah Pasca Gempa Dahsyat

Meski sempat mengalami banyak pembangunan, pada 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi dahsyat. Mengakibatkan rusaknya sebagian bangunan benteng.

"Setelah diadakan perbaikan, nama benteng diubah menjadi Vredeburg (benteng perdamaian)," kata dia.

Menurut dia, pembangunan tersebut menjadi salah satu manifestasi hubungan antara Belanda dan keraton yang tidak saling menyerang.

Saat mengunjungi Museum Benteng Vredeburg, pengunjung juga diajak untuk melihat 4 diorama yang menceritakan sejarah Indonesia.

Adapun penataan diorama itu dibagi menjadi 4 karena menyesuaikan periodisasi sejarah Indonesia dari masa penjajahan hingga orde baru, lengkap dengan keterangan tempat dan waktunya.

Bukan hanya itu, pengunjung juga diajak untuk memainkan games virtual lewat layar monitor untuk menghilangkan kejenuhan dan memudahkan dalam mengingat kembali keterangan sejarah yang diberikan saat berkeliling museum.

Pada Museum Benteng Vredeburg, pengunjung juga bisa masuk ke ruang pengenalan yang berfungsi sebagai studio mini dengan kapasitas kurang lebih 50 orang.

Di ruangan tersebut, pengunjung bisa menonton film-film dokumenter dengan durasi 10-15 menit sambil beristirahat sebelum melanjutkan kunjungan ke ruang lainnya.

Selanjutnya, pengunjung juga bisa menggunakan media interaktif berupa media layar sentuh untuk mengetahui sejarah suatu peristiwa secara lebih luas lagi.

Jika tertarik mengunjungi Museum Benteng Vredeburg, pengunjung bisa datang Selasa  hingga Kamis pukul 07.30 hingga 14.00 atau Jumat hingga Minggu 07.30-16.30 WIB.

Bagi pengunjung yang datang dari luar Yogyakarta, tak perlu khawatir, karena Museum Benteng Vredeburg hanya berjarak kurang lebih 1,8 Kilometer (Km) dari Stasiun Tugu.

Dengan begitu, pengunjung bisa menjangkaunya dengan berjalan kaki melewati sepanjang selasar Malioboro, maupun menggunakan bus Trans Jogja koridor 3A dengan arah Titik 0.

Tak hanya aksesnya yang mudah, harga tiket masuk Museum Benteng Vredeburg juga sangat terjangkau, yakni Rp 3.000 untuk wisatawan lokal umum, anak-anak dan pelajar Rp 2.000, anak-anak rombongan (min 20 Orang) Rp 1.000 dan untuk turis mancanegara Rp 10.000.

Bagi pengunjung yang tertarik untuk mengetahui agenda pameran dan kegiatan lainnya di Museum Benteng Vredeburg, bisa mengikuti Instagramnya di @museum.benteng.vredeburg.

Editor


Komentar
Banner
Banner