Hot Borneo

Menuju Kota Metropolitan di Kalsel, Ini Beda BRT & BTS Trans Banjarbakula

apahabar.com, BANJARMASIN – Angkutan transportasi massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula dan Buy The Service…

Featured-Image
Suasana tempat duduk Bus BRT Banjarbakula. Foto-Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Angkutan transportasi massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula dan Buy The Service (BTS) Trans Banjarbakula kini kian diminati masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel).

Meski sama-sama memiliki fungsi sebagai angkutan darat jenis bus, namun perlu dipahami keduanya memiliki perbedaan tersendiri. Apa saja, simak ulasan berikut.

Namun, perlu diketahui, sebelumnya sejak mulai diwujudkannya program kota metropolitan di Kalsel yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2017, terdapat 5 kabupaten/kota saling terintegrasi satu sama lain dalam istilah Banjarbakula.

Yakni meliputi Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut (Tala), dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Lantas, dari peraturan itu dibuat kemudian turunan skema layanan transportasi massal modern yang terintegrasi hingga kelima daerah tersebut, lalu muncul dua jenis transportasi umum saat ini di Kalsel.

Dua jenis transportasi massal tersebut adalah Bus Rapid Transit (BRT) Banjarbakula dengan warna biru, dan Buy The Service (BTS) Trans Banjarbakula dengan warna kombinasi kuning hijau.

BRT Banjarbakula resmi beroperasi pada 14 Agustus 2019 atau saat dirayakannya HUT ke-69 Provinsi Kalsel.

Sedangkan BTS Trans Banjarbakula atau tertulis di badan bus-nya “Teman Bus” mulai resmi dioperasikan pada 22 Desember 2021.

Layanan kedua bus bantuan Kementerian Perhubungan RI ini sebenarnya sama untuk umum, namun untuk BRT Banjarbakula sudah ditetapkan tarif angkutan, yakni, Rp6.000 cash atau Rp5.000 jika menggunakan Qris.

Sedangkan untuk layanan BTS Trans Banjarbakula masih ditetapkan gratis hingga saat ini atau sampai akhir tahun 2022.

Untuk BRT Banjarbakula ada 2 jenis bus yakni, jenis pertama bus dengan kapasitas minimum sebanyak 16 penumpang atau maksimum-nya 30 penumpang.

Sedangkan jenis kedua bus berkapasitas minimum sebanyak 24 penumpang atau maksimum-nya 35 penumpang.

Sementara itu untuk jenis bus BTS Trans Banjarbakula juga ada 2 jenis, pertama jenis mikro dengan kapasitas minimum 15 penumpang atau maksimum-nya 20 penumpang.

Sedangkan jenis bus kedua adalah medium dengan kapasitas minimum sebanyak 25 penumpang atau maksimum-nya 38 penumpang.

BTS Trans Banjarbakula melayani 4 koridor yakni koridor 1, 2, dan 4 dari Terminal Tipe A Gambut Barakat di Kabupaten Banjar ke segala tujuan.

Sedangkan koridor 3 dari Terminal Tipe B Kilometer 6 Banjarmasin yang berada di Kota Banjarmasin.

Cakupan layanan per koridor yakni koridor 1 melayani rute dari Terminal Gambut Berkat hingga ke 0 Kilometer di Siring Sudirman Banjarmasin.

Sedangkan koridor 2 melayani rute dari Terminal Gambut Barakat hingga ke Simpang 4 Banjarbaru.

Selanjutnya koridor 3 di Terminal KM 6 Banjarmasin dengan rute hingga ke Jalan Trans Kalimantan Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala.

Terakhir koridor 4 dari Terminal Gambut Barakat hingga Kantor Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.

Sementara itu untuk BRT Banjarbakula dengan layanan tiga rute yakni rute jalan A Yani dari Banjarbaru dan Banjarmasin, rute Terminal Gambut Barakat di Jalan A Yani ke Kota Martapura dan rute Terminal Gambut Barakat ke Bandara Internasional Syamsuddin Noor Banjarmasin.

Layanan transportasi umum modern yang sudah dilengkapi banyak halte di sepanjang rute-nya tersebut sejak pukul 05.00 WITA hingga 20.00 WITA setiap harinya.

img

BTS Trans Banjarbakula. Foto-Antara

Antusiasme Masyarakat

Sejak ada BRT Banjarbakula dan BTS Trans Banjarbakula masyarakat sudah mulai terbiasa memanfaatkan jasa angkutan massal tersebut.

Apalagi biayanya murah. Khusus BRT Banjarbakula Rp6.000, sedangkan untuk BTS Trans Banjarbakula masih gratis.

Dari catatan Terminal Tipe A Gambut Barakat bertempat di KM 17 Jalan A Yani, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar di bawah pengelolaan Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XV Kalimantan Selatan, per-harinya penumpang BRT dan BTS Trans Banjarbakula sekitar 6.000 orang.

Para penumpang yang naik BRT dan BTS Trans Banjarbakula dikategorikan penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), khusus di Terminal Gambut Barakat tercatat pada Juni 2022, untuk kedatangan totalnya 84.109 orang dan keberangkatan totalnya 82.245 orang.

Jumlah ini naik beberapa persen setiap bulannya, apalagi ada hari libur panjang, demikian juga pada libur akhir pekan, di mana banyak warga bertamasya untuk menaiki bus tersebut.

Karena bisa mengelilingi kota secara gratis dengan transportasi nyaman.

Sebagaimana yang dinyatakan seorang ibu rumah tangga asal Banjarmasin bernama Nuryani beserta dua anaknya yang di akhir pekan ini bertamasya menaiki Bus BTS Trans Banjarbakula.

Naik dari Terminal Tipe B Kilometer 6 Banjarmasin, mereka menikmati berkeliling kota hingga Terminal Tipe A Gambut Barakat KM 17 Jalan A Yani Kabupaten Banjar, kemudian balik lagi ke asal mereka naik.

“Anak-anak senang dibawa jalan ikut bus Trans Banjarbakula, lagi pula gratis,” ujar Nuryani seperti dikutip bakabar.com dari Antara, Senin (8/8).

Dia merasa fasilitas bus BTS Trans Banjarbakula sudah sangat baik, nyaman, hingga dia dan anaknya bersyukur bisa merasakan naik transportasi modern tersebut, tidak hanya melihat di televisi saja.

“Kita hanya pernah liat bus seperti ini di TV saja adanya kan di Jakarta,” ujarnya.

img

BTS Trans Banjarbakula. Foto-Antara

Serupa Bus Trans Jakarta

Terlepas dari itu, BRT dan BTS Kalsel memiliki fasilitas tempat duduk penumpang yang hampir sama yang dimiliki bus Trans Jakarta, dilengkapi juga dengan fasilitas pegangan tangan di atas atap lorong untuk penumpang berdiri.

Menaiki BRT dan BTS Kalsel pun harus tertib, masuk dari pintu depan dan ke luar dari pintu samping.

Setiap halte, BRT dan BTS Kalsel harus berhenti, meski pun tidak ada penumpang naik atau turun. Termasuk juga tidak menurunkan atau menaikkan penumpang di luar halte. Meskipun haltenya tidak semewah dan sebesar halte di Ibu Kota Jakarta.

Sopir BRT dan BTS Kalsel mengaku tidak boleh membawa bus itu melaju di atas 40 kilometer per jam, termasuk juga mengobrol dengan penumpang atau mengangkat telepon, karena diawasi langsung oleh CCTV.

Memang tidak seperti bus Trans Jakarta yang memiliki jalur khusus, BRT dan BTS Kalsel masih mengaspal bercampur dengan kendaraan lainnya, hingga bisa terkena macet.

Untuk operasional BRT dan BTS Kalsel diatur antara 15 sampai 20 menit beriringan di belakang, hingga para penumpang yang ingin menaikinya tidak perlu menunggu terlalu lama.

Ada Pula Trans Banjarmasin

Tidak hanya BRT Banjarbakula dan BTS Trans Banjarbakula yang melayani angkutan massal di Kalsel, khususnya di Kota Banjarmasin.

Pemerintah Kota Banjarmasin pun berinisiatif melayani warganya dengan diluncurkannya Trans Banjarmasin atau lebih dikenal bus Tayo (dari nama film kartun bus) pada 17 Februari 2020.

Trans Banjarmasin yang kini sudah memiliki 12 unit bus dan melayani dua rute yang berintegrasi dengan rute BRT Banjarbakula dan BTS Trans Banjarbakula masih melayani masyarakat secara gratis.

Rute yang dilayani pertama dari Terminal Km 6 menuju Pasar Antasari via Jalan Pramuka, Jalan Gatot Subroto, Jalan Achmad Yani dan Jalan Jati -Jalan Pangeran Antasari- pulang pergi.

Kedua, dari Pasar Antasari menuju Jalan Pangeran Samudera, Jalan Lambung Mangkurat, Halte 0 Kilometer, Jalan Keramaian, Jalan Tarakan, Jalan S Parman hingga Jalan Hasan Basry Kayutangi pulang-pergi.

Bus yang lebih kecil dari BRT dan BTS Trans Banjarbakula ini pada 2021, menurut Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin tercatat melayani sebanyak 120.830 penumpang.

Tidak hanya Trans Banjarmasin angkutan umum modern di Kota Banjarmasin, namun ada pula bus pariwisata milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Bus ini mangkal di objek wisata Siring Sungai Martapura di Jalan Sudirman atau 0 KM untuk mengangkut wisatawan mengelilingi kota berusia 495 tahun tersebut.

Kalsel Penyangga IKN

Kalsel yang sebentar lagi memasuki usia ke-72 pada 14 Agustus 2022 ini merupakan provinsi penyangga Ibu Kota Negara (IKN) yang baru bernama Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Sebagai kota yang memiliki luas sekitar 38.744,00 km² dengan populasi masyarakatnya sekitar 4 juta jiwa pada 13 kabupaten/kota, Kalsel tentunya harus bisa membangun segala fasilitas penunjang, termasuk sektor angkutan massal yang terintegrasi dengan IKN.

Gubernur Kalimantan Selatan Dr (HC) H Sahbirin Noor pun memastikan pembangunan sektor angkutan massal di provinsinya terus ditingkatkan. Pihaknya akan terus memperluas jangkauan pelayanan BRT Banjarbakula dan BTS Trans Banjarbakula hingga ke seluruh kabupaten/kota yang terintegrasi juga ke daerah IKN.

Paman Birin, sapaan akrabnya yang memimpin Kalsel sejak periode pertama 2014-2019 dan periode kedua 2019-2024 ini memastikan pula, pemerintahannya terus melakukan perbaikan infrastruktur jalan maupun jembatan untuk memperlancar arus transportasi massal ke IKN.

Bahkan Gubernur Kalsel terus berupaya pula untuk merealisasikan adanya transportasi kereta api Kalsel dengan Kaltim. Pasalnya, perjalanan antar dua provinsi tersebut jika dilalui dengan jalan darat menaiki bus dari Kota Banjarmasin Kalsel ke Samarinda Kaltim memerlukan waktu sekitar 18 jam lamanya.

Meskipun Kalsel saat ini sudah memiliki bandara berkelas internasional yang diresmikan untuk terminal barunya pada 18 Desember 2019 oleh Presiden RI Ir H Joko Widodo, juga melayani rute penerbangan domestik ke Kaltim, namun layanan transportasi jalan darat yang cepat tidak kalah penting untuk memperlancar fasilitas pengangkutan.

Ini jadi tantangan bagi Gubernur Kalsel Dr (HC) H Sahbirin Noor dan Wakilnya H Muhidin untuk mewujudkan itu pada sisa kepemimpinannya hingga 2024. Pekerjaan rumah terbesarnya adalah untuk menjalin sinergi pembangunan sektor transportasi massal yang maju ke semua provinsi, khususnya daerah IKN dengan pemerintah pusat.



Komentar
Banner
Banner