bakabar.com, JAKARTA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) membantah Menteri Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya yang mengklaim Indonesia bebas kebakaran hutan sepanjang 2020-2021.
Manager Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Walhi Wahyu Perdana mengatakan klaim Siti tak sesuai fakta di lapangan. Berdasarkan data pemerintah, masih terjadi kebakaran hutan di sejumlah wilayah.
“Mengklaim 100 persen tidak terjadi kebakaran hutan, faktualnya saja enggak begitu. Bahkan dari sisi data pemerintah sendiri,” kata Wahyu dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (25/10).
“Pantauan pemerintah sendiri masih terjadi confedenciality-nya 80 persen ke atas, masih terjadi Karhutla,” imbuhnya.
Berdasarkan situs KLKH yang bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) https://lowres-catalog.lapan.go.id/, menunjukkan Karhutla masih terjadi di banyak titik.
Hasil pantauan hari ini, Senin (25/10) pukul 10.42 WIB, sistem hotsopot yang memantau karhutla dengan tingkat kepercayaan ‘high’ atau di atas 80 persen. Kemudian, pada periode 1 Januari 2020 sampai 30 September 2021 tercatat 17.801 titik api.
Sementara, berdasarkan data yang dikumpulkan dari Walhi di setiap daerah, setidaknya karhutla masih terjadi di Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan sampai 2020. Karhutla terjadi selama berturut-turut di lahan konsesi yang sama.
“Berikutnya dikonfirmasi oleh banyak eksekutif daerah kita, khususnya Jambi, Riau, Sumatera Selatan,” ujarnya.
Persebaran Karhutla 2020-2021
Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, Hairul Sobri juga mengungkapkan hal serupa. Berdasarkan data Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan & Lahan (PPI dan Karhutla), karhutla di Sumsel setidaknya sudah mencapai 2.000 hektare (Ha).
Kemudian karhutla di Aceh menghabiskan 938 Ha pada 2020 dan 634 Ha pada 2021. Kemudian di Riau menghanguskan 14.939 Ha pada 2020 dan 6.648 sepanjang 2021. Karhutla di Lampung mencapai 789 Ha pada 2020 dan 918 Ha pada 2021.
Karhutla juga terjadi di Sumut dengan luas mencapai 1.907 Ha pada 2020 dan tahun berikutnya sekitar 1.118 Ha. Lalu di Kepulauan Riau sebanyak 8.805 Ha pada 2020 dan 1.574 Ha pada 2021.
“Kita bingung. Kok bisa mereka klaim bebas dari kebakaran,” kata Hairul.
Hairul mengakui terjadi penurunan kasus karhutla, tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Kondisi ini dipengaruhi oleh sistem pendanaan yang lebih baik dari sebelumnya, pertambahan jumlah petugas, dan situasi pandemi Covid-19.
“Ditambah lagi situasi pandemi yang sangat signifikan menekan aktivitas industri,” ujarnya.
“Tapi ini akan sia-sia sepanjang waktu penyesuaian Omnibus Law, yang akan memfasiltasi industri dalam hal ekploitasi SDA. Kita akan melihat perubahan ini dalam 1-2 tahun ke depan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Siti Nurbaya mengklaim Indonesia berhasil melewati dua tahun tanpa kebakaran hutan sepanjang 2020-2021. Hal ini menandai keberhasilan Indonesia terlepas dari bencana ganda yaitu pandemi Covid-19 dan kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap.
“Dengan melihat pada bukti dan tren yang bersumber di lapangan serta pemantauan satelit selama 10 bulan terakhir, di samping prediksi hingga akhir bulan ini, Indonesia dapat dipastikan akan bebas, sekali lagi, dari bencana ganda tahun ini,” tutur Menteri LHK Siti Nurbaya, Rabu (20/10).