Nasional

Menteri Edhy Ditangkap, Cita-Cita Prabowo Presiden Tamat!

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (25/11) dini…

Featured-Image
Penangkapan Edhy Prabowo yang merupakan orang dekat Prabowo Subianto membuyarkan mimpi ketua umum Gerindra itu untuk menjadi presiden. Foto: Kompas.com

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (25/11) dini hari. Edhy dikenal sebagai tangan kanan Prabowo Subianto.

Bahkan, Gerindra -partai keduanya- ikut menabuh genderang perang melawan korupsi bersama 7 partai politik lain, dua hari sebelum Edhy Prabowo diamankan KPK.

Mereka berkomitmen menjalankan agenda materi antikorupsi bersama KPK dengan nama program “PROPARPOL”, Senin (23/11) kemarin atau dua hari sebelum Edhy Prabowo ditangkap.

Edhy Prabowo ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (25/11) dini hari sepulang dari kunjungan ke Amerika Serikat. Penangkapan terkait izin ekspor bayi lobster.

Politikus Gerindra Arief Puyono menyebut operasi tangkap tangan KPK terhadap Edhy Prabowo mengakhiri cita-cita Prabowo Subianto menjadi Presiden RI.

“Dengan ditangkapnya Edhy Prabowo maka tamat sudah cita-cita Prabowo jadi Presiden Indonesia,” kata Poyuono lewat pesan singkat, dilkutip dari CNNIndonesia, Rabu (25/11) siang.

Edhy Prabowo menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Penangkapannya, menurut Puyono, akan menggerus elektabilitas partai.

Terlebih elektabilitas Prabowo Subianto sendiri sudah kalah dari Ganjar Pranowo di Survei Capres 2024 garapan Lembaga Survei Indikator Politik.

Ada 15 tokoh, Ganjar Pranowo berada di posisi pertama dengan 18,7%. Kemudian disusul Prabowo Subianto 16,8% dan Anies Baswedan 14,4%.

Survei dilakukan pada 24-30 September 2020. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak.

Puyono pun mendesak Prabowo mundur dari jabatan Menteri Pertahanan (Menhan) dan Ketua Umum Partai Gerindra.

Menurut Poyuono, Prabowo seharusnya mengingatkan dan melarang kader Gerindra memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis, seperti dalam pemberian izin ekspor benih lobster.

“Jika Prabowo gentleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi-Maruf Amin, serta mundur dari Gerindra,” katanya.

Puyono menyatakan peristiwa penangkapan Edhy merupakan pelajaran sekaligus pukulan besar bagi Prabowo.

Terlebih, ujar dia, Prabowo pernah mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah memasuki level yang mengkhawatirkan.

“Ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat ternyata justru Edhy Prabowo, anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan,” katanya.

Ketua KPK Firli Bahuri menyebut penangkapan Edhy dilakukan terkait dugaan korupsi penetapan izin ekspor baby lobster.

“Tadi malam Menteri KKP diamankan KPK di Bandara Soetta saat kembali dari Honolulu [Amerika Serikat], yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor baby lobster,” kata Firli lewat pesan singkat, Rabu (25/11).

Firli pun menerangkan bahwa Edhy sedang diperiksa di KPK saat ini. Ia berjanji KPK segera menyampaikan penjelasan secara resmi seputar penangkapan Edhy ini.

“Mohon kita beri waktu tim kedeputian penindakan bekerja dulu,” tutur jenderal polisi bintang tiga itu.

CNNIndonesia.com telah mencoba menghubungi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad untuk meminta tanggapannya terkait pernyataan Poyuono ini.

Namun, dua kader Gerindra itu belum merespons hingga berita ini diturunkan.



Komentar
Banner
Banner