Defisit APBN 2022

Menkeu: Anggaran APBN 2022 Defisit 2,85% Dari PDB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit 2,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB)

Featured-Image
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit 2,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Defisit APBN 2022 tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau turun 40,1% dibandingkan defisit tahun lalu yang sebesar Rp775,1 triliun. Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa," ungkap Sri Mulyani.

Defisit ini atau lebih rendah dari target dalam revisi APBN yang sebesar 4,50% dari PDB," kata Menkeu Sri Mulyanii.

Sementara itu, Menkeu memaparkan pendapatan negara ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2.034,5 triliun atau 114,0% dari target Rp 1.784,0 triliun dan tumbuh 31,4% dari penerimaan perpajakan 2021 yang sebesar Rp 1.278,6 triliun.

"Kinerja pendapatan negara baik pajak, bea cukai, dan PNBP tercatat luar biasa dalam dua tahun berturut-turut. Nanti, pada saat ekonomi akan pulih,kita juga mulai memulihkan seluruh penerimaan negara," ucapnya.

Sri Mulyani mengatakan penerimaan negara juga didorong oleh kenaikan harga komoditas, termasuk ekspor utama Indonesia, untuk melindungi masyarakat dan perekonomian.

Belanja negara  2022 sebesar Rp3.090,8 triliun, mencapai 99,5% dari target Perpres No. 98 tahun 2022 atau Rp3.106,4 triliun. Adapun meliputi belanja departemen/lembaga (K/L) sebesar Rp1.079,3 triliun atau 114,1% dari target Rp945,8 triliun, dan belanja non K/L sebesar Rp1.195,2 triliun atau 88,2% dari target. 

Subsidi dan kompensasi energi yang terealisasi pada 2022 mencapai Rp551,2 triliun setara109,7% dari target Rp502,4 triliun. Sedangkan target subsidi dan kompensasi energi awal hanya Rp 152,5 triliun.

Editor


Komentar
Banner
Banner