bakabar.com, JAKARTA – Belakangan ini, kabar mengenai perselingkuhan publik figur dari pasangannya terus mencuat. Teranyar, personil Weird Genius, Reza Arap, diisukan memiliki hubungan gelap dengan wanita lain tanpa sepengetahuan sang istri, Wendy Walters.
Hal serupa, kabarnya, juga dilakukan Adam Levine. Vokalis Maroon 5 ini diduga main serong dengan seorang selebgram bernama Sumner Stroh. Padahal, sang istri sah, Behati Prinsloo, tengah hamil.
Kehadiran orang ketiga dalam biduk rumah tangga, sudah tentu membawa trauma bagi pihak yang diselingkuhi. Mereka bakal mengalami emosi yang tak karuan: merasa hancur satu saat, lalu tiba-tiba merasa marah. Ini pun dapat menimbulkan rasa malu, ragu, bingung, dan cemas.
Seksolog sekaligus penulis buku Out of The Doghouse, Robert Weiss, mengatakan butuh waktu cukup lama bagi seseorang untuk mengatasi trauma akibat perselingkuhan. "Hubungan yang 'rusak' tidak sembuh dalam semalam. Ini juga tak langsung sembuh hanya karena satu pihak menginginkannya," bebernya, dikutip dari brides.com, Jumat (23/9).
Weiss memaparkan bahwa sedikitnya ada empat cara yang bisa dilakukan guna mengatasi trauma pascaperselingkuhan. Berikut adalah ulasannya.
1. Berdamai dengan Keadaan
Korban perselingkuhan bisa saja mengalami emosi berbeda-beda, namun umumnya, mereka merasa kecewa. Dalam mengatasi situasi ini, kata Weiss, pikiran akan mengolah emosi itu melalui beberapa tahap.
"Secara umum, mengatasi (trauma) perselingkuhan mengikuti tahapan kesedihan biasa. Mulai dari merasa syok atau menyangkal fakta, lalu berubah menjadi rasa marah, depresi, dan akhirnya bisa menerima kenyataan," ungkap dia.
Oleh karenanya, Weiss menyarankan, cobalah berdamai dengan keadaan ketimbang menekan emosi yang dirasakan. Sebab, waktulah yang akan menyembuhkan sendiri luka perselingkuhan itu.
Hal senada juga disampaikan seorang konselor pernikahan dan keluarga bersertifikasi, Melissa Divaris Thompson. Menurutnya, waktu memang tak bisa menyembuhkan semua luka, namun dapat memberikan perspektif baru.
2. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Seringkali, korban perselingkuhan menyalahkan diri sendiri atas apa yang menimpa hubungan dengan pasangannya. Padahal, mereka tak sepenuhnya bertanggung jawab atas pengkhianatan yang terjadi.
Weiss menilai, memang tak ada salahnya bila mengintrospeksi diri sebagai refleksi, manakala diri sendiri punya kekurangan yang akhirnya membuat pasangan berselingkuh. Sebab, ini juga bisa meningkatkan value.
Namun, jangan sampai 'introspeksi' yang dimaksud mengarah pada kritik keras. Alih-alih mencari kesalahan diri sendiri, akan lebih baik bila kesalahan itu 'dilimpahkan' kepada pasangan yang berkhianat.
3. Jangan 'Hidup' di Masa Lalu
Selain mencari kesalahan sendiri, korban perselingkuhan seringkali mempertanyakan segala hal terkait hubungannya. Mereka kerap'memutar' ulang percakapan dengan pasangan, guna menarik benang merah: dari mana kesalahan ini bermula.
Weiss mengungkapkan bahwa fase tersebut adalah fase yang lumrah dialami seseorang ketika dikhianati. "Ada tahap awal di mana pasangan yang diselingkuhi bertanya-tanya, apa lagi yang kiranya tidak dia ketahui," kata dia.
Namun, terobsesi dengan masa lalu tidaklah menguntungkan kesehatan. Ketimbang berkutat pada hipotesis 'mengapa saya diselingkuhi', Weiss menyarankan untuk fokus membangun masa depan.
4. Rawat Diri Sendiri
Weiss menyebut, korban perselingkuhan umumnya menunjukkan perilaku yang sejatinya merusak kesehatan, baik mental maupun fisik. Misalnya saja, mereka cenderung menutup diri dari dunia luar, bahkan tak mau berbicara dengan siapa pun.
Alih-alih melakukan hal yang berpotensi merugikan diri sendiri, Weiss menyarankan untuk fokus pada pengembangan diri. Rawatlah diri sendiri dengan cara-cara yang menyenangkan, seperti membeli barang yang disenangi, atau berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah dikunjungi.
Itulah empat cara yang bisa Anda terapkan untuk mengatasi trauma pascaperselingkuhan. Pada intinya, tetaplah fokus meningkatkan value daripada memikirkan satu orang yang tak menghargai eksistensi Anda.