bakabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan dilaporkan berhasil menekan kasus Covid-19 bahkan mencapai hari tanpa kematian hingga turun ke peringkat 13 nasional.
“Alhamdulillah ada kabar menggembirakan karena tidak ada dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Muhamad Muslim di Banjarmasin, Selasa (14/9) dilansir Antara.
Sedang, untuk penambahan kasus terkonfirmasi juga terbilang kecil. Yakni, 26 orang atau jauh ketimbang sebelumnya yang mencapai ratusan orang.
Di sisi lain, angka kesembuhan dilaporkan mencapai 287 orang, dan perawatan berkurang 261 orang serta suspek berkurang 11 orang.
“Saat ini pasien dalam perawatan tersisa 2.076 orang dan suspek 173 orang,” ujarnya.
Bersandar data Dinas Kesehatan Kalsel pada 10 hari terakhir terhitung sejak 4 September hingga Senin (13/9), angka kesembuhan pasien Covid-19 meningkat signifikan. Sementara kasus terkonfirmasi positif berkurang.
Untuk pasien sembuh dalam 10 hari terakhir mencapai 359.448 orang berbanding 1.608 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan korban meninggal dunia 94 orang.
Hari tanpa kasus kematian yang dilaporkan terakhir, yaitu 30 Juni 2021. Setelahnya setiap harinya ada yang meninggal.
“Fakta ini sangatlah menggembirakan dalam upaya kita menekan kasus Covid-19 yang berpotensi tak tertolong,” tandas Muslim.
Strategi testing, tracing, dan treatment (3T), kata Muslim, jadi kunci. Khusus untuk testing Covid-19, digencarkan sebagai upaya deteksi dini agar mereka yang terdeteksi positif langsung dilakukan pengobatan ataupun isolasi mandiri jika gejala ringan.
Kalsel memiliki 19 laboratorium PCR yang mampu memeriksa lebih dari 3.000 orang per hari.
“Kami harapkan muncul kesadaran masyarakat jika mengalami gejala mengarah Covid-19 ataupun kontak erat segera menjalani tes antigen ataupun PCR di Puskesmas,” tandasnya.
Lantas benarkah laporan Pemprov Kalsel tersebut? Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel, Muhammad Rudiansyah mengamini klaim Muslim tersebut.
“Di lapangan memang sudah terjadi penurunan drastis dalam jumlah yang dirawat,” katanya, dihubungi bakabar.com secara terpisah, Selasa malam.
Hanya saja, dia meminta jangan sampai masyarakat euforia berlebihan. Khawatirnya jika lengah malah memicu gelombang penularan baru.
Waspada Gelombang Keempat
Sekalipun tren kasus Covid-19 di Kalsel menurun, Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin meminta masyarakat mewaspadai ancaman gelombang keempat.
“Memang laju penularan Covid-19 di masyarakat Kalsel berkurang,” katanya, dihubungi terpisah.
Pun dengan kasus kematian, dari laporan yang diterima Taqin, secara perlahan ikut menurun. Hari tanpa kematian, menurut Taqin, bahkan tak hanya terjadi pada 30 Juni 2021 saja.
“Pada Senin, 13 September lalu tidak terdapat kasus kematian. Hanya saja pada Selasa, 14 September terdapat 11 kasus kematian di Kalsel,” katanya.
Upaya memaksimalkan strategi 3 T menjadi kunci menekan kasus kematian hingga konsisten ke titik nol.
“Termasuk vaksinasi,” ujar dosen ekonomi dan ilmu pembangunan, ULM ini.
Peningkatan strategi, kata dia, meliputi aspek kecepatan deteksi penduduk yang terinfeksi Covid-19, melalui testing dan tracing.
Jika ditemukan penduduk yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko tinggi baik karena ada faktor komorbid, berusia lanjut maupun bergejala berat maka pemerintah dapat melakukan treatment di rumah sakit.
Dari analisisnya, pada umumnya kasus kematian terjadi akibat pasien terlambat mendapatkan treatment di rumah sakit dan belum divaksin.
“Karena itu di samping 3T, vaksinasi cepat adalah bagian dari usaha mencegah kasus kematian,” jelasnya.
Kendati begitu, dia juga mengimbau, agar masyarakat tidak lengah dengan membaiknya situasi pandemi Covid-19 di Kalsel.
Sebab, dalam sepekan terakhir mobilitas penduduk kembali meningkat tajam. Sebagai konsekuensi penurunan status Banjarmasin dan Banjarbaru ke level 3, pembelajaran tatap muka akan kembali dimulai.
“Maka terdapat potensi peningkatan penularan dalam beberapa pekan ke depan,” katanya.
Masyarakat harus tetap taat protokol kesehatan (prokes). Jangan sampai berpikir untuk mengendurkan prokes.
“Sementara, pemerintah perkuat 3T serta penegakan aturan prokes serta edukasi. Jika kita lalai dan jumawa, maka kemungkinan terjadi kembali gelombang keempat di Kalsel,” jelasnya.