bakabar.com, BANJARMASIN – Kelurahan Sungai Bilu ditetapkan sebagai wilayah penularan atau kluster baru Covid-19 di Kota Banjarmasin.
Dari laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, terdapat 25 pengidap virus asal Wuhan, China itu di sana. Korban jiwanya lima orang.
Sementara pendalaman media ini, usia warga terpapar Covid-19 beragam. Mulai 35 tahun hingga 60 tahun.
Fakta demikian memaksa warga yang bermukim di kelurahan sebelah timur Banjarmasin itu mesti beradaptasi sepintar mungkin.
Adaptasi merupakan syarat utama bertahan dari gempuran virus Corona seiring berakhirnya pembatasan sosial berskala besar.
Salah satunya adalah Rama. Pegawai swasta ini terpaksa mengubah sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.
Termasuk, sehari-hari ia wajib menyediakan pembersih tangan atau handsanitizer di dalam saku celananya.
Lebih jauh, pakaian yang dikenakannya ketika beraktivitas di luar rumah harus dicuci jika berada di rumah.
Bak nasi dan lauk pauk, protap demikian telah menjadi makanan tiap harinya.
"Ya kita menjagalah kasihan istri dan anak kan, kita bekerja di luar juga," cerita pria 28 tahun ini kepada bakabar.com, Kamis (11/6).
Ia sangat menyadari tempat tinggalnya sejak lahir itu bukan lagi wilayah yang aman karena Covid-19.
Sementara ini, teman dan keluarganya pun enggan berkunjung ke kediamannya.
Alasannya beragam. Tapi yang sering didengarnya adalah takut akan paparan Covid-19.
Saking banyaknya jumlah pengidap Covid-19 di sana, ia jadi sangat jarang menerima tamu.
"Jangankan di rumah orang bertamu, keluar saja juga enggan saya," tegasnya.
Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin Timur Ahmad Muzaini mafhum akan kekuatiran warganya itu.
Beragam upaya antisipasi dilakukan, salah satunya melalui pembatasan sosial berskala kecil (PSBK).
PSBB skala kecamatan itu diberlakukan di seluruh atau 31 rukun tetangga (RT) di Kelurahan Sungai Bilu.
Imbauan akan bahaya Covid-19 setiap hari disiarkan oleh aparat kelurahan secara bergantian.
"Secara hukum kalau imbauan sudah diterapkan, tapi PSBK ini memang ide warga untuk dilaksanakan. Memang belum semua melaksanakan itu," imbuhnya.
Ia kembali menegaskan upaya pencegahan ini untuk menanggapi ancaman orang tanpa gelaja (OTG) yang menjalani karantina mandiri di rumah.
Dengan begitu, warga terkonfirmasi positif ini tak dikucilkan oleh tetangga sekitarnya.
Nilai positif lainnya, warga secara rutin menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker.
Sosialisasi ini dilakukan melalui pos jaga. Warga di sana pun secara bergantian melakukan sosialisasi.
Aktivitas itu, diakuinya, ikut menumbuhkan perilaku masyarakat yang berbeda dari biasanya.
Ketika beraktivitas di dalam rumah hingga berkeliaran di luar ruangan secara spontan warga terbiasa menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Ini juga bentuk kepedulian kepada OTG tadi dan supaya silaturahmi antar-warga tambah baik," imbuhnya.
Pemkot, lanjut dia, juga menyalurkan bantuan kepada OTG yang melaksanakan karantina mandiri di rumah.
Selain Sungai Bilu, Pemkot juga mengalihkan bantuan ke Pekapuran Raya.
Bantuan ini langsung diberikan oleh Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
"OTG di Sungai Bilu sudah masuk karantina, lain di Pekapuran Raya," ucapnya.
Diwartakan sebelumnya, Lurah Sungai Bilu H Saugi Zulfikar sampai-sampai menjalani karantina mandiri di kediamannya, kawasan Tanjung Pagar, Banjarmasin Selatan.
Saugi terkonfirmasi positif virus Corona semenjak Ramadan lalu. Sementara sang istri reaktif dari hasil rapid tes. Beruntung, anak anak mereka sudah tinggal bersama.
Walhasil jabatan Lurah sementara digantikan oleh Haris. Dirinya mengakui kepada media ini, baru sepekan menggantikan Saugi.
Sekalipun pandemi Covid-19, dirinya tak bisa meninggalkan tanggung jawab barunya sebagai orang nomor satu di Sungai Bilu.
"Ya warga banyak yang menguruskan surat menyurat di sinikan, jadi tidak bisa kita tinggalkan," pungkasnya.
Soal adaptasi, Presiden Joko Widodo telah meminta seluruh warga Indonesia untuk menyesuaikan diri di tengah serangan Covid-19.
Seiring berakhirnya PSBB, pemerintah menyerukan warga untuk siap menghadapi tatanan kehidupan baru atau new normal.
“Adaptasi itu bukan menyerah, apalagi kalah. Tapi kita harus memulai kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan, sehingga masyarakat produktif tapi aman dari Covid-19” ujar Jokowi dalam siaran persnya, kemarin.
Kurva Covid-19 Bertambah
Banjarmasin kembali menjadi daerah penyumbang pengidap Covid-19 tertinggi se-Kalimantan Selatan. Hari ini, ibu kota Kalsel itu menyumbang 32 pasien.
Lonjakan kasus Covid-19 pun terjadi sore tadi. Gugus Tugas Covid-19 Kalsel melaporkan total penambahan 69 pasien baru. Artinya, sampai hari ini sudah terdapat 1.634 pasien terjangkit Covid-19.
Selain Banjarmasin, penambahan tadi juga berasal dari Tanah Laut 3 kasus, Banjar 5 kasus, Tapin 14 kasus, Hulu Sungai Selatan 3 kasus, Tabalong 9 kasus, Tanah Bumbu, Kotabaru dan Banjarbaru masing-masing 1 kasus.
Editor: Fariz Fadhillah