Bisnis

Mengintip Bisnis Rokok Lintingan Dwina Tembakau

Dulu rokok lintingan identik dengan orang berusia lanjut, lifestyle itu kini bergeser ke kaum milenial.

Featured-Image
Pelanggan Dwina Tembakau. Foto-Azhari

bakabar.com, BANJARMASIN - Dulu rokok lintingan identik dengan orang berusia lanjut, lifestyle itu kini bergeser. 

Tak salah jika bisnis tembakau lintingan itu pun boleh dibilang menjanjikan kesuksesan.

Saprudinoor, pemilik Dwina Tembakau peka melihat peluang bisnis itu. Bahkan kini perusahaannya termasuk terbesar di Kalimantan Selatan.

Berdiri sejak Oktober 2019, Dwina Tembakau telah meraih berbagai pencapaian yang besar.

Pengusaha yang akrab disapa Didin itu bercerita hingga Dwina Tembakau kini mampu memiliki 7 cabang di Kalimantan Selatan.

Sebelumnya, toko yang berada di samping Komplek Palapan Permai itu adalah sebuah mini market. Tak berselang lama berubah kembali menjadi sebuah kafe.

Tak puas dengan hasil yang didapat, pemilik Dwina Tembakau ini pun melakukan konsultasi dengan rekan yang ada di Jawa.

Sapruddinnoor, pemilih Dwina Tembakau foto bersama puluhan karyawannya. Foto-Dwina
Sapruddinnoor, pemilih Dwina Tembakau foto bersama puluhan karyawannya. Foto-Dwina

Hingga akhirnya ia punya bekal ini dengan membuka toko tembakau jenis modern.

Berawal dari cabang pertama di Jalan A Yani KM 8, 15 hari pertama sejak buka toko sangat sepi.

Didin sadar perjuangan butuh proses."Kenyataaan itu tak mematahkan semangat saya untuk bersabar," ujarnya ketika ditemui bakabar.com, Minggu (13/8) siang.

Kesabaran itu mulai berbuah titik terang. Perlahan, beberapa bulan kemudian pengunjung mulai ramai.

Seiring berjalannya waktu, Dwina Tembakau makin dikenal. Makanya hari demi hari pelanggan yang membeli tembakau dan beragam asesoris terus bertambah.

Berjalan 5 bulan, ia pun tak bisa lagi melayani pembeli sendiri. Lantas Didin pun ia mempekerjakan seorang karyawan.

Keadaan semakin membaik, ia pun kembali menambah pekerja untuk melayani pelanggan. Bahkan diri juga mengajak sang anak untuk bergabung mengurus bisnis ini.

"Dalam satu tahun, Dwina Tembakau berhasil membuka 2 cabang. Hingga saat ini sudah memiliki 7 cabang," ujarnya bangga.

Hal ini pun tak membuat dirinya puas. Ia memasang target tahun depan, bertepatan dengan usia 5 tahun Dwina Tembakau, perusahaannya sudah punya 10 cabang di Kalsel.

Dikemukakannya, Dwina Tembakau yang kini sudah punya 31 karyawan tersebar di 7 cabang itu juga melayani pembelian grosir dan partai."Sampai saat ini sudah ada 63 member," ungkapnya.

Saprudinoor mengaku, untuk urusan modal ia tidak ingin mengandalkan pinjaman via perbankan."Keuntungan yang didapat lah yang kita jadi kan modal hingga terus berkembang," sebutnya.

Bahkan kini Dwina Tembakau dipercaya menjadi distributor merek Rubibako, Jayana, Jagorasa dan Tiga Putri.

Ditanya asal mendapatkan barang? Tembakau yang dijual berasal dari Daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lombok Nusa Tenggara Barat.

Ia memperkirakan omset per bulan Rp 1,5 miliar. Tentu yang dipasarkan tak semata mengandalkan tembakau. Dwina Tembakau juga memasarkan beragam asesoris, dari manual roller, kotak rokok, pipa rokok hingga korek antik.

Ditanya, tembakau yang paling banyak dicari pelanggan? Ia menyebut tembakau Jayana dan Jogarasa."Dua merek itu menjadi favorit masyarakat Banjar, karena harganya terjangkau dan katanya cocok di lidah," sebut Didin.

Jurjani, karyawan Dwina Tembakau mengaku, dibanding siang, toko sangat ramai didatangi pelanggan saat malam hari. "Mungkin jam tersebut, pelanggan yang sudah selesai dengan pekerjaannya bisa mampir ke toko," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner