Slow Living

Mengenal Slow Living, Hidup Penuh Ketenangan untuk Kesehatan Mental

Sering merasa stres karena banyak tuntutan pekerjaan dan sosial? Konsep slow living bisa jadi pilihan untuk jaga kesehatan mental.

Featured-Image
Konsep slow living bisa jadi pilihan untuk mengalami hidup lebih bermakna. Foto: pixdeluxe/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Sering merasa stres karena banyak tuntutan pekerjaan dan sosial? konsep slow living bisa jadi pilihan untuk jaga kesehatan mental.

Meski menggunakan kata slow yang dalam bahasa Indonesia berarti lambat atau perlahan, namun setiap huruf dalam kata slow ternyata memiliki makna sendiri. 

Dikutip dari buku Fast living, slow ageing: How to age less, look great, live longer, get more. (2009). Singkatan SLOW umumnya digunakan untuk meringkas tujuan dari gaya hidup slow living. 'S' mengacu pada sustainable atau berkelanjutan, 'L' mengacu pada lokal, yang berarti melibatkan penggunaan bahan dan produk yang diproduksi secara lokal, 'O' mengacu pada organik, yang berarti menghindari produk yang telah direkayasa secara genetik atau diproduksi secara massal, dan 'W' mengacu pada whole atau keseluruhan, yang berarti tidak diproses.

Baca Juga: Bisa Kurangi Stres, Ini 5 Manfaat Membaca Buku

Slow living adalah suatu pendekatan atau gaya hidup yang bertujuan untuk melambatkan dan merenungkan kehidupan sehari-hari. Konsep ini bertentangan dengan kecepatan dan kesibukan modern yang seringkali menuntut orang untuk terus berlomba dalam aktivitas dan tuntutan rutinitas. Slow living mengajarkan kita untuk lebih menghargai momen-momen kecil, merasa terhubung dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

Pendekatan slow living didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:

Kehadiran (presence), Berfokus pada momen sekarang dan mengalami setiap momen tanpa distraksi atau kecemasan tentang masa lalu atau masa depan.

Mengurangi kecepatan (slowing down), Mengurangi kegiatan yang tidak penting atau terlalu padat sehingga mengurangi tekanan dan stres.

Menemukan keseimbangan, Mencari keseimbangan antara pekerjaan, waktu untuk diri sendiri, dan hubungan dengan orang lain.

Menyadari prioritas, Mengenali hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup dan memberi mereka perhatian yang lebih besar.

Menghargai kesederhanaan, Mengurangi keinginan untuk memiliki banyak barang material dan lebih menghargai hal-hal sederhana yang memberi kebahagiaan.

Menghormati lingkungan, Berfokus pada keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Menjalani gaya hidup slow living tidak berarti harus berhenti sepenuhnya dari dunia modern atau menghindari tanggung jawab, tetapi lebih tentang menjadi lebih sadar, menghargai waktu dan pengalaman dengan lebih mendalam.

Gaya hidup ini telah menjadi populer karena banyak orang merasa tertekan oleh gaya hidup yang cepat dan ingin menemukan cara untuk hidup lebih bahagia, tenang, dan bermakna.

Editor


Komentar
Banner
Banner