bakabar.com, JAKARTA – Bendera Indonesia barangkali menjadi yang paling mudah dikenal ketimbang negara lain. Betapa tidak, tampilan bendera ini boleh dibilang cukup sederhana, di mana hanya menggunakan warna merah dan putih.
Meski nampak sederhana, Sang Saka menyimpan makna mendalam yang sarat akan filosofis. Butuh perjuangan panjang nan berdarah-darah untuk bisa mengumumkan dengan bangga, bahwasanya Merah Putih adalah identitas bangsa Indonesia.
Presiden Soekarno bahkan menyebut warna merah dan putih sudah melekat dengan Nusantara sejak ribuan tahun lalu, jauh sebelum republik ini terbentuk. Kedua warna itu, kata dia, tak serta merta diputuskan begitu saja untuk Revolusi.
"Warna-warna itu berasal dari awal penciptaan manusia. Darah seorang wanita berwarna merah. Sperma seorang laki-laki putih. Matahari berwarna merah. Bulan berwarna putih,” ungkapnya, seperti dikutip dari biografi Soekarno, Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams.
“Merah adalah lambang keberanian, Putih adalah lambang kesucian. Bendera kami sudah ada sejak 6.000 tahun lalu,” lanjut Bung Karno.
Merah Putih Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan
Ucapan Bapak Bangsa yang demikian memang benar adanya. Melansir berbagai sumber, bendera merah putih sudah banyak dijumpai sebelum era kolonialisme.
Pada abad ke-13, sejarah mencatat Kerajaan Majapahit kerap membawa panji-panji kebesaran dengan unsur merah putih. Lebih tepatnya, panji tersebut berbentuk garis merah putih yang berlapis-lapis.
Hal serupa juga ditemukan pada bendera perang Sisingamangaraja dari Tanah Batak. Panji ini menampilkan gambar pedang kembar berwarna putih, dengan dasar merah menyala dan putih. Begitu pun dengan Kerajaan Kediri, yang disinyalir memakai panji merah putih.
Sebuah catatan sejarah bahkan menyebut unsur merah putih sudah digunakan sebagai panji kerajaan, jauh sebelum masa Majapahit. Ketika balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang menyerang Singasari, mereka mengibarkan panji berwarna merah dan putih.
Sering Digunakan Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda
Sebelu resmi ditetapkan sebagai bendera kebangsaan Indonesia, para pahlawan seringkali membawa umbul-umbul merah putih. Sebab, itu dianggap mencerminkan perjuangan rakyat dalam melawan penjajah.
Ketika Perang Jawa (1825 – 1830), misalnya, Pangeran Diponegoro bersama pasukannya disebut menggunakan panji merah putih. Saat Perang Aceh (1873 – 1910), para pejuang juga disinyalir menggunakan umbul-umbul berwarna merah putih yang dilengkapi gambar pedang, bintang, matahari, bulan sabit, dan ayat suci Al Quran.
Penggunaan bendera merah putih dalam melawan kolonial Belanda kembali bergema pada 1928. Kaum pelajar, nasionalis, dan pemuda mengikuti semangat pejuang terdahulu yang merasa bangga membawa bendera merah putih ketika berperang.
Sejak saat itu, semakin banyak pejuang kemerdekaan yang senantiasa membawa bendera dua warna ini tatkala melawan pasukan Belanda. Hingga akhirnya, pasukan Negeri Kincir Angin itu melarang rakyat Indonesia membawa atau mengibarkan bendera merah putih.
Alasannya, bendera itu dianggap menggelorakan semangat para pejuang Tanah Air. Sampai pada titik di mana mereka tidak kenal hidup dan mati saat berjuang merebut kemerdekaan. (Nurisma)