bakabar.com, JAKARTA - Seorang anak kerap menangis dan kesal saat kalah pada kompetisi. Hal ini wajar saja terjadi. Tapi ada hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan arti kekalahan.
Pada masa pertumbuhannya, anak kerap memberikan respon negatif saat mendapati dirinya kalah dalam sebuah pertandingan. Hal tersebut wajar terjadi, akibat emosi pada anak belum tumbuh sepenuhnya.
Sebagai orang tua, sudah seharusnya membimbing anak dalam hal kebaikan, salah satunya mengajarkan sang buah hati belajar menerima kekalahan.
"Dengan mengenal kedua perasaan tersebut (kesuksesan dan kegagalan), anak-anak akan belajar mengelola emosi dengan baik di kehidupannya kelak," kata Amanda Gummer, seoran psikologi anak, dilansir Huffpost.
Hal ini akan membuat anak sadar akan kegagalan merupakan pengalaman belajar, dan tidak takut akan hal tersebut. Serta dapat mendorong emosi anak menjadi sosok yang rendah hati, sehingga ketika suatu saat menang, mereka akan menghormati terhadap lawan main mereka.
Baca Juga: Jelang Tahun Ajaran Baru, Simak Tips Siapkan Mental Anak ke Sekolah
Melansir HuffPost, begini cara yang dapat orang tua lalukan untuk mengajarkan sang buah hati saat mengalami kekalahan.
Mengajari Anak Makna Kekalahan
Orang dewasa cenderung membiarkan anak-anak menang dalam permainan, untuk menghindari tangisan dan amarah sang anak. Namun hal ini tidak melatihnya mengenai kekalahan.
Mengajari anak cara bermain sesuai aturan dan memberikan kesempatan berlatih secara positif, mengenai menang dan kalah.
"Mengalami kekalahan adalah pelajaran hidup penting bagi anak. Mereka akan belajar memproses perasaan tersebut setelahnya," tutur Gummer.
Anak sejatinya adalah peniru sejati yang handal, mereka akan menirukan segala hal yang dilakukan orang tua. Dengan hal ini, orang tua memiliki peran sebagai sosok yang dapat mencerminkan pada sang anak mengenai makna kekalahan.
"Jika anak melihat Anda memaki saat tim andalan kalah dalam pertandingan, mereka akan menirunya di kemudian hari. Begitu pun sebaliknya," kata Brya Hanan, seorang terapis mental di National Little League.
Memuji Anak Atas Usaha Mereka
Orang tua sering kali hanya memuji anak saat mereka menang, dan melupakan proses bagaimana mereka mencapai hal tersebut. Padahal dengan adanya proses tersebut, anak akan lebih memahami makna kemenangan dan kekalahan.
Dengan melakukan pendekatan yang tidak berpusat pada kemenangan saja, anak dan orang tua akan belajar mengenai makna berproses dan akan mempelajari tentang bagaimana agar lebih sukses di masa depan.
Mengutarakan Emosi Tidak Sepenuhnya Salah
Mengalami kesedihan saat kalah itu wajar terjadi, terlebih pada anak-anak. Dengan memberi mereka wadah untuk mengomunikasikan perasaan adalah hal yang dapat dilakukan orang tua.
Mencoba menenangkan dan mengontrol diri, dengan melakukan pernapasan dalam-dalam. Dan tidak terfokus pada kekalahan, namun fokus bagaimana memperbaiki diri.
Baca Juga: Usai Liburan, Psikolog Berbagi Kiat Menyiapkan Mental Anak Kembali ke Sekolah
Saat menunjukkan reaksi negatif tersebut, sangat penting untuk tidak mempermalukan atau membentak anak di depan umum. Dan juga tidak membiarkan emosi mereka berlarut.
Memberikan dorongan untuk bangkit kembali juga dapat membangun rasa kepercayaan diri sang anak. Dan mengajarkan anak untuk fokus bergerak maju.
Demikian pula, Noel McDermott, seorang psikoterapis, menekankan pada pengembangan dan pembelajaran pola pikir terhadap anak.
"Kemenangan sejati adalah kemampuan untuk belajar dan berkembang jadi lebih baik di kemudian hari," tutupnya.