bakabar.com, JAKARTA – Pengembangan bisnis smelter tengah ramai dilakukan pengusaha. Mereka rela mengeluarkan modal triliunan rupiah untuk ikut serta dalam proyek hilirisasi pemerintah tersebut.
Aliran investasi mencapai triliunan rupiah, mengalir ke wilayah Kalimantan, terutama di daerah tengah dan selatan.
Sebanyak tiga perusahaan dari masing-masing daerah, berlomba-lomba membangun smelter untuk mengolah nikel di Kalimantan.
Kalimantan Tengah
Perusahaan tersebut, menghabiskan modal lebih dari satu triliun rupiah untuk investasi pada bisnis smelter.
Baca Juga: Mini Smelter Jadi Solusi Pengusaha Pribumi Terjun di Bisnis 'Konglomerat' Ini
Salah satu pengusaha tambang, Akhmad Sumarling mengungkapkan pembangunan smelter membutuhkan dana yang fantastis, bahkan nilainya bisa lebih dari satu triliun.
Sejumlah perusahaan menggelontorlan dana investasi, dengan total mencapai 82 juta US dolar.
Nilai investasi tersebut berasal dari pembangunan smelter di Kalimantan Tengah, yang dikabarkan akan segera beroperasi di awal tahun 2023.
Dana investasi tersebut berasal dari perusahaan PT Kapuas Prima Citra (KPC) dengan nilai investasi sebesar 15 juta US dolar dan PT Kobar Lamandau sebesar 76 juta US dolar.
Baca Juga: Cerita Kakek Terkaya RI di Bisnis Smelter Kalimantan: Mulanya Pedagang Kelontong
Menurut anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtarudin, pembangunan dua smelter akan berdampak pada perekonomian di daerah setempat.
"Jika dua smelter itu sudah beroperasi, dua-duanya akan ada penyerapan tenaga kerja kurang lebih 1000 orang," jelasnya kepada bakabar.com, Rabu (28/12).
Selain daerah Kalimantan Tengah, pembangunan smelter juga berkembang di Kalimantan Selatan.
Kalimantan Selatan
Pembangunan tersebut berasal dari dua perusahaan yang melakukan investasi bersama, melalui perusahaan PT Anugerah Barokah Cakrawala (ABC).
Perusahaan tersebut merupakan hasil kerja sama antara Jholin Group dengan CNGR Advanced Material, perusahaan produsen baterai mobil listrik asal China.
PT ABC mengeluarkan dana investasi untuk pembangunan smelter di Kalimantan sebesar Rp 6,3 triliun.
Baca Juga: Demam Smelter, Pemain Nikel Kotabaru Dapat Proyek Gede!
Pembangunan smelter tersebut akan dilakukan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan diperikaran akan rampung pada tahun depan.
CEO Jhonlin Group, Ghimoyo, melalui pembangunan industri smelter, dapat membuka lapangan pekerjaan kepada 1.200 pekerja.
"Smelter nikel tersebut dibangun di atas lahan seluas 329 hektar atau masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik Jhonlin Group," kata CEO Jhonlin Group, Ghimoyo di Batulicin, dikutip apahabar dari Voi.id, Sabtu (17/12).
Investasi
Berdasarkan informasi tersebut, terdapat perbedaan cukup signifikan antara nilai investasi smelter di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Melihat Lokasi Smelter Terbesar Indonesia Setelah Manyar
Nilai investasi di Kalimantan selatan yang dilakukan oleh dua perusahaan tambang tersebut mencapai 82 juta US dular atau sebesar Rp1,2 triliun.
Sementara nilai investasi di Kalimantan Selatan yang dilakukan oleh perusahaan kerjasama PT ABC, mencapai Rp6,3 triliun.
Selain itu, terdapat potensi jumlah penyerapan tenaga kerja dengan jumlah yang cukup signifikan.
Baca Juga: Siap-Siap! Dua Smelter Kalimantan Segera Berproduksi
Dengan itu penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan mencapai 1,200 perkerja dengan potensi jangka panjang hingga 10.000 perkerja.
Kemudian untuk Kalimantan Tengah, total penyerapan tenaga mencapai 1.000 perkerja, yang berasal dari pengembangan smelter perusaan PT KPC dan PT Kobar Lamandau.