Takdir merupakan jebolan Akademi Polisi 1998 yang berlatar serse. Sederet jabatan pernah ia emban sebelum menjadi orang nomor satu di Direktorat Polairud Kalsel.
Memulai karir sebagai kanit reserse Polsekta Banjarmasin Barat, hanya perlu dua tahun bagi Takdir promosi sebagai Kapolsek Satui Tanah Bumbu. Karirnya terus melejit setelah menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal di Lampung hingga akhirnya promosi ke Subdit III Ditreskrimum.
Selesai di Polda Lampung, menginjak 2015, nama Takdir mulai tersohor. Setidaknya setelah ia menjabat Kasatreskrim Polrestabes Surabaya.
Nama Takdir populer di kalangan masyarakat Surabaya. Apalagi dengan penampilan nyentrik gondrongnya. Sederet kasus pernah ia ungkap. Tak hanya kejahatan jalanan, melainkan sekelas kasus penipuan internasional yang melibatkan 27 warga negara asing.
Namun, namanya seolah terbenam ketika menjabat Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak. Ia diperiksa Propam setelah kepolisian digugat tersangka kasus dugaan penyalahgunaan wewenang pelatihan sepeda motor otomatis Dinas Ketenagakerjaan Kota Surabaya.
Hakim praperadilan lalu memutuskan mengabulkan gugatan itu dan menyatakan bahwa kepolisian tidak berwenang melakukan penyidikan. Tersangka yang sempat ditahan kemudian dibebaskan.
Takdir kemudian diparkir tanpa jabatan. Tepatnya sebagai perwira menengah Badan Pertahanan dan Keamanan Polri. Namun tak butuh lama bagi Takdir untuk kembali mengisi pos jabatan strategis.
Menginjak 2017, ia dilantik sebagai kapolres Banjar Polda Kalsel. Atas inovasinya, Polres Banjar bahkan diganjar penghargaan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohane Yembise sebagai Polres Ramah Anak.
Karir AKBP Takdir terus menanjak. Pada 2021 saat ia dilantik oleh Kapolda Kalsel, kala itu dijabat Rikwanto, sebagai Direktur Polairud. Tiga melati di pundak Takdir menandai kenaikan pangkatnya menjadi Komisari Besar Polisi.
Respons Kapolda Kalsel di halaman selanjutnya: