bakabar.com, JAKARTA - Di hari pertama Ramadan, sejumlah harga komoditas pangan mengalami kenaikan. Salah satunya adalah telur ayam yang saat ini harga perkilogramnya mencapai Rp32000.
Tingginya harga telur dikeluhkan oleh banyak pembeli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, yang umumnya didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga.
Marni (44) seorang warga Condet, Kramat Jati, memaparkan kenaikan harga telur telah terjadi sejak dua minggu sebelum Ramadan. Menurutnya, lonjakan harga sangat signifikan.
Sebelumnya, harga telur ayam masih normal di Rp27500 per kilogramnya. "Harganya naik lumayan sampai Rp4000. Kalau di bawah Rp30.000 masih normal lah. Tapi ini udah lebih, nanti lebaran bisa berapa lagi harganya," ujarnya saat dijumpai di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (23/3).
Baca Juga: Jelang Puasa, Harga Telur di Pasar Koja Tembus Rp30 Ribu Per Kilo
Keluhan serupa diungkapkan salah satu pedagang telur ayam bernama Ali (30). Menurutnya, kenaikan harga membuat pendapatannya menurun drastis.
"Jadi ada penurunan permintaan juga, karena harga tinggi kan," jelasnya saat ditanya dampak naiknya harga telur ayam tersebut.
Kenaikan harga, menurut Ali di momen-memen tertentu seperti Ramadan memang seperti itu. Lonjakan harga telur kerap terjadi.
"Sudah mulai dua minggu belakangan ini harganya naik. Perubahannya sih sampai Rp4000-5000. Tapi ini wajar sih setiap bulan Ramadan, Lebaran, bahkan Natal. Harga pada naik. Gak cuma telur," terangnya.
Baca Juga: Harga Telur-Minyak di Pasar Masih Belum Stabil
Sebagai informasi, melonjaknya harga telur ayam di pasaran disebabkan oleh harga pakan yang cukup tinggi belakangan ini. Menurut peternak, harga pakan yang tinggi ikut mengerek harga jual telur ayam.
Jika sebelumnya harga pakan satu paket Rp900 ribu, kini naik menjadi Rp1 juta, untuk kebutuhan pakan ayam sepekan. Dengan begitu, peternak harus merogoh kocek sekitar Rp4 juta rupiah dalam sebulan.