Nasional

Masinton Bela Puan Maharani soal Video Matikan Mic Irwan Fecho Ini Kata Hinca dan Fadli Zon

apahabar.com, JAKARTA – Pembelaan Anggota Fraksi PDIP DPR RI Masinton Pasaribu terkait video Puan Maharani mematikan…

Featured-Image
Ketua DPR Puan Maharani (kanan) berbincang dengan Wakil ketua DPR Aziz Syamsuddin (kiri) saat akan memimpin Rapat Paripurna Masa Persidangan III 2019-2020 di kompleks DPR RI, Jakarta, Selasa (12/5). Foto-Antara

bakabar.com, JAKARTA – Pembelaan Anggota Fraksi PDIP DPR RI Masinton Pasaribu terkait video Puan Maharani mematikan microfon Irwan Fecho di Rapat Paripurna Pengesahan RUU Cipta Kerja, Senin (5/10/2020) menuai tanggapan sejumlah pihak.

Mantan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengingatkan Masinton bahwa mata publik tidak buta dalam melihat drama mikrofon dalam rapat paripurna pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Hinca yakin rakyat melihat adegan saat Puan Maharani mendapat bisikan dari Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin kemudian menggerakkan tangannya ke arah mikrofon yang seketika itu juga suara anggota Fraksi Partai Demokrat, Irwan Fecho berhenti. Di mana saat itu Irwan sedang mencoba menyampaikan interupsinya.

"Mata publik tak buta melihat tangan yang bergerak itu," tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Selasa (6/10/2020).

Masinton membantah Puan Maharani sengaja mematikan mikrofon milik Fraksi Demokrat Irwan Fecho. Dia mengatakan mic mati otomatis karena sistem sudah membatasi waktu bicara maksimal lima menit.

“Masa waktu bicara juga diatur secara otomatis, karena mik otomatis akan mati pada menit kelima,” kata Masinton, Selasa (6/10) sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com.

Baca Juga :
Viral Video Detik-detik Puan Maharani Diduga Matikan Mic Irwan Fecho di Paripurna Pengesahan RUU Cipta Kerja

Baca Juga :
Viral Video Detik-detik Puan Maharani Diduga Matikan Mic Irwan Fecho, Masinton Pasaribu PDIP : Mic Mati Otomatis

Masinton juga mengatakan tak mungkin Puan mematikan mic. Sebab rapat itu tidak dipimpin oleh Puan, melainkan Azis Syamsuddin dari fraksi Golkar.

Senada Hinca, mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang mengkritik pembelaan Masinton terhadap Puan Maharani.

Fadli Zon tidak menyangkal bahwa mikrofon memang akan mati otomatis setiap 5 menit saat ada anggota dewan interupsi.

Namun demikian, jika kurang dari lima menit anggota dewan berbicara dan mikrofon mati, maka itu tanda pimpinan sidang membatasi.

"Mik (memang) hanya akan mati sendiri kalau waktu bicara anggota sudah melewati 5 menit. Itulah waktu bicara utk interupsi. Kalau belum 5 menit mik sudah mati artinya dimatikan dr tombol meja pimpinan DPR," ujarnya dalam akun Twitter pribadinya, Rabu (7/10/10).

Sebelumnya, Video Puan Maharani diduga mematikan microfon saat Irwan Fecho dari Fraksi Demokrat menyampaikan kritik pada rapat paripurna pengesahan RUU Ciptakerja Omnibus Law, Senin (5/10/2020), jadi viral di media sosial.

Dalam video terlihat, saat Anggota Fraksi Demokrat Irwan Fecho menyampaikan kritik terhadap RUU Cipta Kerja Omnibus Law _yang dinilai menghilangkan hak-hak rakyat kecil_, Ketua DPR Puan Maharani kemudian menjulurkan tangan diduga mematikan microfon di depannya sehingga suara Irwan Fecho tak terdengar lagi. Setelah itu Puan menarik tangannya kembali.

Sebelum tangan Puan diduga menekan tombol mematikan microfon suara Irwan Fecho, Puan Maharani terlihat berbicara dengan Ketua Sidang Aziz Syamsuddin.

Setelah kejadian itu, Ketua sidang Aziz Syamsuddin meneruskan jalannya Paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja Omnibus Law dengan meminta pandangan dari Pemerintah.

Video aksi arogansi pimpinan sidang Puan Maharani dan Aziz Syamsuddin yang tak mau mendengarkan aspirasi, pandangan dan masukkan dari sesama anggota DPR itu menuai kritik di media sosial twitter.

“Gambar berbicara, saat Anggota @FPD_DPR Irwan Fecho bicara menyampaikan sikap anggota, mic dimatikan oleh Pimpinan DPR . This is democracy??!” tulis @isari68 di akun twitternya.

“Mungkin Ibu Puan Maharani tdk suka mendengarkan saran, pandangan, masukan bahkan kritik dari @irwan_fecho, Fraksi Demokrat.

Shg pertanyaan yg muncul adalah : jika anggota DPR saja tdk mau didengar pandangannya, bagaimana Ketua DPR RI mau dengarkan aspirasi & harapan rakyat?” tulis @OssyDermawan.

Sementara itu, @NephiLaxmus, menulis, “Ketika ber-oposisi diberi kesempatan sepenuhnya berdrama sampai habis airmata.
Ketika berkuasa, suara oposisi dibungkam di forum resmi dan konon terhormat.”

Editor : El Achmad

Komentar
Banner
Banner