bakabar.com, JAKARTA – Memuncaki klasemen Liga Italia Serie A 2021/2022, masih membuat Napoli malu-malu menargetkan gelar juara.
Napoli baru saja menghajar Sampdoria 4-0 di Stadion Luigi Ferraris, Jumat (24/9). Victor Osimhen mencetak sepasang gol, ditambah Fabian Ruiz dan Piotr Zielinski.
Hasil itu membuat Il Partonopei meraih 5 kemenangan beruntun alias hasil sempurna dari 5 pertandingan berlalu.
Mereka pun memuncaki klasemen sementara dengan 15 poin, serta unggul 2 angka atas juara bertahan Inter Milan dan AC Milan.
Sedangkan di Liga Europa, Victor Osimhen cs juga belum menerima kekalahan, setelah bermain 2-2 melawan Leicester di matchday pertama.
Nada-nada optimistis dari suporter mulai muncul. Terlebih semusim sebelumnya, Napoli telah berhasil menjuarai Coppa Italia.
Namun demikian, pelatih Luciano Spalletti tetap merendah. Alasannya mereka dinilai tidak sekuat Inter Milan maupun AC Milan.
“Kami cuma klub biasa, serta berusaia menikmati dukungan luar biasa yang diberikan suporter, cetus Luciano Spalletti seperti dilansir BolaSport.
“Kami harus tetap tenang. Untuk lolos ke Liga Champions, biasanya dibutuhkan 80 sampai 85 poin. Artinya kami masih kurang 72 poin lagi,” imbuhnya.
Napoli sendiri termasuk cukup aktif di bursa transfer. Mereka antara lain mendatangkan Andre Zambo Anguissa, Juan Jesus, Matteo Politano, Adam Marfella dan memulangkan Adam Ounas.
“Bagaimanapun perjalanan kami masih panjang dan masih banyak lawan yang bisa mengejar,” tukas Spalletti.
“Kami juga kekurangan pemain pelapis yang bisa menjaga level permainan agar tetap tinggi. Sementara AC Milan terlihat kuat, sedangkan Inter Milan merekrut sejumlah pemain penting,” tandasnya.
Napoli terakhir kali menjadi juara Liga Italia di musim 1989/1990 semasa diperkuat Diego Maradona.
Sepanjang sejarah Napoli, mereka baru dua kali merasakan gelar. Satu gelar lain diperoleh di musim 1986/1987.
Diego Maradona yang didatangkan dari Barcelona, memberi andil besar dalam dua keberhasilan itu.
Legenda Argentina itu juga membawa Napoli menjuarai Piala Italia 1987, serta Piala UEFA (sekarang Europa League) 1988/1989.