Marie Thomas merupakan dokter Perempuan pertama di Indonesia. Foto: Wikimedia commons
bakabar.com, JAKARTA – Marie Thomas, perempuan pertama yang menjadi dokter di Indonesia. Prestasi yang ia capai layak jadi inspirasi.
Lahir di Likupang, Minahasa, Sulawesi Utara pada 17 Februari 1896, Marie adalah anak dari Adrian Thomas, seorang tentara, dan Nicolina Maramis. Sejak usia dini, kemampuan intelektualnya yang cemerlang dan tekadnya untuk menjadi seorang dokter sudah tampak jelas.
Pendidikannya dimulai di Eropeesche Lagere School di Manado, sebuah lembaga pendidikan khusus untuk anak-anak Eropa dan bumiputera Kristen. Lulus pada tahun 1911, Marie menjunjung tinggi cita-citanya menjadi seorang dokter.
Namun, harapannya itu sempat terhalang oleh kenyataan bahwa STOVIA (Sekolah Tinggi Oetama untuk Vervolgonderwijs) hanya menerima pelajar laki-laki. Meski demikian, dengan tekad yang tak tergoyahkan, Marie menghadapi hambatan ini dengan gigih.
Marie Thomas menjadi salah satu wanita yang belajar dengan mahasiswa STOVIA yang mayoritas laki-laki. Foto: wikimedia commons
Pada 22 September 1912, Marie memulai perjalanannya di STOVIA. Ia adalah satu-satunya perempuan di antara 180 pelajar laki-laki. Meskipun menghadapi situasi yang berbeda, dia tetap teguh dalam disiplin dan tanggung jawabnya di asrama STOVIA, yang mengharuskan setiap pelajar tinggal di asrama.
Pada tanggal 26 April 1922, prestasi gemilangnya tuntas saat Marie lulus dari STOVIA dengan nilai yang memuaskan. Namanya menjadi sorotan karena dia berhasil menjadi dokter perempuan pertama di Indonesia.Setelah lulus, dia ditugaskan oleh pemerintah sebagai dokter di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), yang sekarang dikenal sebagai RS Cipto Mangunkusumo. Marie Thomas mengukir nama dalam bidang ginekologi dan kebidanan.
Prestasinya tak berhenti di situ. Marie menjadi salah satu pionir dalam kebijakan pengendalian kelahiran di Indonesia, termasuk metode kontrasepsi Intrauterine Device (IUD). Marie Thomas menjadi dokter wanita yang mengembangkan IUD di Indonesia. Foto: wikimedia commonsNamun, kehidupan Marie tak hanya melulu tentang dedikasi pada karier. Dia menemukan cinta sejatinya di sekolah, yang merupakan tempat ia bertemu dengan Mohammad Yusuf. Mereka menikah dan pindah ke kampung halaman Yusuf di Padang.
Dari pernikahan ini, lahir dua anak yang diberi nama Sonya dan Eri. Meski menjadi seorang ibu dan istri, Marie tidak pernah lupa akan cintanya pada dunia kedokteran. Pada tahun 1950, ia mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi, yang menjadi sekolah pertama di Sumatera dan kedua di Indonesia.
Marie Thomas menghembuskan nafas terakhir pada 29 Oktober 1966, saat pendarahan otak yang tiba-tiba merenggut nyawanya. Namun, warisannya dan dedikasinya dalam dunia kedokteran dan kebidanan tetap abadi.
Kisahnya yang penuh inspirasi dan tekad telah membuka jalan bagi perempuan-perempuan Indonesia berikutnya untuk mengejar impian mereka dan menorehkan prestasi-prestasi gemilang. Marie Thomas, nama yang akan selalu dikenang sebagai dokter perempuan pertama di Indonesia.