bakabar.com, JAKARTA – Marie Thomas, perempuan pertama yang menjadi dokter di Indonesia. Prestasi yang ia capai layak jadi inspirasi.
Lahir di Likupang, Minahasa, Sulawesi Utara pada 17 Februari 1896, Marie adalah anak dari Adrian Thomas, seorang tentara, dan Nicolina Maramis. Sejak usia dini, kemampuan intelektualnya yang cemerlang dan tekadnya untuk menjadi seorang dokter sudah tampak jelas.
Pendidikannya dimulai di Eropeesche Lagere School di Manado, sebuah lembaga pendidikan khusus untuk anak-anak Eropa dan bumiputera Kristen. Lulus pada tahun 1911, Marie menjunjung tinggi cita-citanya menjadi seorang dokter.
Namun, harapannya itu sempat terhalang oleh kenyataan bahwa STOVIA (Sekolah Tinggi Oetama untuk Vervolgonderwijs) hanya menerima pelajar laki-laki. Meski demikian, dengan tekad yang tak tergoyahkan, Marie menghadapi hambatan ini dengan gigih.

Meskipun memanggil semangat dan tekad yang tak tergoyahkan, jalan ke prestasi tersebut penuh dengan tantangan. Meskipun diperbolehkan mendaftar, perempuan masih dihadapkan pada kesulitan membayar biaya pendaftaran dan biaya hidup mereka sendiri, sementara pelajar laki-laki dibiayai oleh pemerintah.

Namun, beberapa perempuan Belanda di Batavia berdiri teguh untuk membantu, dengan mendirikan yayasan bernama Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA), yang memberikan bantuan pendidikan bagi perempuan pribumi yang ingin belajar menjadi dokter. Berkat yayasan ini, Marie mampu melanjutkan pendidikannya dengan mendapatkan beasiswa.

Pada tanggal 26 April 1922, prestasi gemilangnya tuntas saat Marie lulus dari STOVIA dengan nilai yang memuaskan. Namanya menjadi sorotan karena dia berhasil menjadi dokter perempuan pertama di Indonesia.
Prestasinya tak berhenti di situ. Marie menjadi salah satu pionir dalam kebijakan pengendalian kelahiran di Indonesia, termasuk metode kontrasepsi Intrauterine Device (IUD).

Dari pernikahan ini, lahir dua anak yang diberi nama Sonya dan Eri. Meski menjadi seorang ibu dan istri, Marie tidak pernah lupa akan cintanya pada dunia kedokteran. Pada tahun 1950, ia mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi, yang menjadi sekolah pertama di Sumatera dan kedua di Indonesia.
Marie Thomas menghembuskan nafas terakhir pada 29 Oktober 1966, saat pendarahan otak yang tiba-tiba merenggut nyawanya. Namun, warisannya dan dedikasinya dalam dunia kedokteran dan kebidanan tetap abadi.
Kisahnya yang penuh inspirasi dan tekad telah membuka jalan bagi perempuan-perempuan Indonesia berikutnya untuk mengejar impian mereka dan menorehkan prestasi-prestasi gemilang. Marie Thomas, nama yang akan selalu dikenang sebagai dokter perempuan pertama di Indonesia.