bakabar.com, JAKARTA – Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi (MAPKB) tengah mempersiapkan diri, jika DKI Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara Indonesia.
Hal tersebut yang tengah disiapkan MAPKB dalam agenda pra-kongres digelar sebagai kelanjutan dari deklarasi MAPKB pada akhir tahun 2022 lalu.
Ketua Majelis MAPKB, Haji Marullah Matali menilai, pihaknya kini tengah mempersiapkan diri membentuk Lembaga adat Betawi di mana posisi DKI Jakarta nantinya bukan lagi sebagai Ibu Kota.
“Agenda besarnya tentu mulai dari membahas soal di mana posisi kita soal nanti DKI [Jakarta] bukan lagi sebagai ibu kota [Negara Indonesia],” ujar Marullah Matali disela-sela acara pra-kongres MAPKB di Ecovention, Taman Impan Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (13/5).
Baca Juga: MAPKB Gelar Pra-Kongres, Marullah Sebut Bahas Masalah Adat untuk Eksistensi Budaya
Selain itu, pra-kongres yang dilakukan oleh MAPKB ini juga sekaligus membahas terkait dengan rencana revisi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 terkait pelestarian budaya Betawi.
Pasalnya, dalam rencana revisi Perda Nomor 4 Tahun 2015, kaum Betawi ingin ada kemajuan dalam budaya mereka bukan lagi terbatas pada pelestarian.
“Kita mempersiapkan rencana revisi perda no.4 tahun 2015 terkait pelestarian budaya Betawi, kayanya orang Betawi kepengennya bukan pelestarian, pengennya maju,” tuturnya Marullah.
“Karena kita [kaum Betawi] berharap bakal maju ke depan,” lanjutnya Ketua MAPKB tersebut.
Baca Juga: Pj Gubernur Heru Berharap Marullah Kuatkan Seluruh Ormas Betawi
Di samping itu, meski Jakarta nantinya sudah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara, Marullah Matali menginginkan suku Betawi tetap eksis sebagai suku inti Jakarta.
“Di Jakarta nanti semisal sudah tidak lagi sebagai Ibu Kota, suku inti suku Betawi masih tetap eksis dan mempersiapkan diri untuk bersama menjadikan Jakarta sukses untuk Indonesia,” jelas Marullah.