bakabar.com, SOLO - Keraton Kasunanan Solo menggelar kirab hajad dalem malam selikuran guna menyambut datangnya lailatulqadar, Selasa (11/04).
Tradisi saat Ramadan tersebut diikuti para prajurit keraton, abdi dalem, sentono dalem, putra putri dalem, Sinuhun Pakubuwono XIII, Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII serta utusan dalem, Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Dipokusumo.
Kirab atau berjalan bersama dimulai dengan berjalan kaki sejak pukul 20.00 dengan rute pemberangkatan Siitinggil menuju Gladak belok melewati sepanjang jalan Slamet Riyadi lalu ke arah Taman Sriwedari.
Pantauan bakabar.com, kirab membawa oncor atau penerang sebagai wujud lambang cahaya dan juga lampu ting sebagai lambang dari seribu bulan. Turut dibawa pula tumpeng sewu dengan menggunakan 40 kotak yang berisi ingkung dan juga nasi gurih.
"Jadi Keraton Surakarta selama beratus-ratus tahun menggelar peringatan malam selikuran atau menyambut turunnya lailatulqadar," ungkap Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Raden Aryo Dani Nur Adiningrat.
Hal tersebut sebagai wujud syukur menyambut datangnya malam lailatulqadar atau 1.000 bulan. Sesampainya di Taman Sriwedari, tumpeng sewu tersebut didoakan bersama oleh ulama keraton. Baru kemudian dibagi-bagi kepada warga masyarakat.
Diutarakan Kanjeng Dani, peringatan malam selikuran dilakukan Keraton Kasunanan Surakarta, sebagai penerus Mataram Islam yang selalu mengadakan upacara-upacara menyambut datangnya hari besar umat Islam.
Malam selikuran atau malam seribu bulan dianggap sebagai keberkahan yang luar biasa. Perlu dirayakan sebagai peringatan sembari momen untuk instropeksi diri.
"Harus dimaknai penuh rasa syukur penuh introspeksi diri, dan beritikaf berdoa," jelasnya.