bakabar.com, BANJARMASIN -- Malam lailatul qadar adalah malam istimewa yang ada pada bulan Ramadan. Kehadirannya sangat dinanti-nantikan dan semua umat Islam ingin meraihnya. Tetapi, tak ada yang mengetahuinya siapa yang mendapatkan lailatul qadar.
Ahli tafsir Alquran Prof Quraish Shihab dalam bukunya ‘Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui’, sebagaimana dilansir republika.co.id, menjelaskan, memang tak ada yang bisa mengira tentang siapa yang meraih lailatul qadar. Namun, menurutnya, tanda yang paling jelas bahwa orang itu mendapatkan lailatul qadar yakni berkaitan dengan sikap dan perilaku keseharian.
Mantan Menteri Agama itu menjelaskan, lailatul qadar dilukiskan sebagai malam kedamaian sampai terbitnya fajar. Dan ini menjadikan orang yang mendapatkannya hatinya dipenuhi dengan kedamaian dan ketenteraman. Sehingga hal tersebut mengantar orang yang meraih lailatul qadar dari ragu menjadi yakin, dari kebodohan kepada ilmu, khianat kepada amanat, riya' kepada ikhlas dan sombong kepada tahu diri.
Prof Quraish menambahkan malaikat-malaikat turun pada malam lailatul qadar. Karena itu mereka yang meraihnya sikapnya akan selalu mengarah kepada kebaikan. Sebab di situ ada bimbingan dari malaikat. Tanda-tanda itu, menurut dia, dapat dijadikan tanda bahwa seseorang mendapatkan lailatul qadar.
Adapun cara meraih lailatul qadar, terang mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, yakni dengan giat mendekatkan diri kepada Allah dan menjalankan segala kebajikan. Menurutnya, kebajikan yang dimaksud bukan sekadar rajin membaca Alquran, itikaf dan ibadah ritual lainnya. Tetapi menambah kebajikan sosial, dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
‘’Kemudian, seseorang dianjurkan agar mengisi diri dengan akhlak mulia. Lalu, membersihkan diri dari penyakit jiwa seperti iri, dengki, angkuh dan riya'. Ibadah harus dilakukan secara ikhlas sehingga akan membelas di dalam jiwa,’’ kata Prof Quraish.
Dengan praktik kebaikan itu, seseorang akan menjadi damai dan tenteram. Sikapnya akan berubah kepada hal yang lebih baik. Dengan begitu peluang meraih lailatul qadar akan terbuka lebar.
Yusuf Qardhawi dalam Fiqih Puasa menjelaskan lailatul qadar bersifat umum bagi yang mengharapkannya. Semua orang mencari kebaikan dan pahala dari lailatul qadar serta apa saja yang ada di sisi Allah berkenaan dengan malam itu. Ia adalah malam ibadah, ketaatan, sholat, tilawah, dzikir, doa, sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik lainnya