bakabar.com, JAKARTA - Penganut Syiah atau yang biasa disebut dengan Ahlul Bait, meyakini bahwa kurban sebagai sesuatu yang sangat dianjurkan.
Hal itu diutarakan oleh sang Khatib dan Imam salat Iduladha, Umar Shahab di Islamic Cultural Center (ICC) Pejaten, Jakarta Selatan.
"Pada dasarnya, sama hukumnya dengan mazhab lainnya. Kurban itu sesuatu yang sangat dianjurkan meskipun tidak sampai wajib," ujar Umar kepada bakabar.com, Kamis (29/6).
Baca Juga: Menilik Gerakan Salat Iduladha Jemaah Syiah Pejaten yang Tampak 'Berbeda'
Saking dianjurkannya untuk berkurban, ia menyebut banyak riwayat dari para imam Ahlul Bait yang mengingatkan kaum muslimin untuk dapat berkurban, sekalipun harus berhutang.
"Banyak riwayat dari para imam Ahlul Bait yang mengingatkan kepada kaum muslimin untuk berkurban, meskipun misalnya harus hutang. Artinya, sedemikian rupa kurban itu ditekankan, ketika seseorang pada waktu kurban itu semisalnya tidak memiliki uang yang cukup, ia boleh berhutang," ungkapnya.
"Tapi tentu wajib membayar hutang," imbuhnya.
Baca Juga: Tawaquf Usai Idulfitri, Habib Rizieq Tak Salat Id di Masjid FPI
Menurut tata caranya, Ahlul Bait menganjurkan korban yang ideal itu sebaiknya kurban 1 ekor per 1 kepala. Namun, diperbolehkan orang berkurban untuk orang lain, misalnya keluarganya.
Ia pun menyebut kebetulan tahun ini perayaan Iduladha berbarengan dengan Pemerintah. Terkadang, Penganut Syiah berbeda dalam menentukan tanggalan hari raya.
"Biasanya kalau tidak bareng, lebih telat satu hari," pungkasnya.
Baca Juga: Usai Salat Iduladha Jemaah Bisa Berziarah ke Makam Al Habib Husein
Sementara itu, ada jamaah lain memaknai Iduladha sebagai ibadah yang syarat dengan berbagai simbol. Salah satunya, ketika Nabi Ibrahim diuji untuk melepaskan kecintaannya kepada selain Allah, dalam hal ini adalah Nabi Ismail sebagai anaknya.
"Nabi Ibrahim dalam usia yang sudah cukup renta, kebetulan dikaruniai seorang anak, yang paling dicintai. Saat itu diuji oleh Allah SWT, apakah kecintaannya terhadap anaknya ini, melebihi kecintaan dia terhadap Allah SWT. Ternyata dilaksanakan betul," ujar Mujib saat ditemui bakabar.com, Kamis (29/6).
Ia menyebut hal tersebut perlu dicontoh oleh manusia lainnya, mengingat seorang manusia memiliki keterikatan terhadap selain Allah SWT. Dirinya pun mencontohkan seperti jabatan, harta, dan sebagainya.