bakabar.com, JAKARTA – Korea Selatan tak jarang dikenal sebagai 'kiblat' dari tren-tren unik. Bukan cuma soal fesyen, Negeri Ginseng ini juga memiliki segudang kuliner ekstrem yang turut disajikan di berbagai negara.
Sannakji, misalnya, hidangan gurita jenis octopus minor alias bayi gurita yang kerap dimakan dalam kondisi masih hidup. Gurita yang banyak dijumpai di pesisir laut sekitar Korea, Jepang, dan Cina ini berbentuk kecil serta memiliki lengan panjang.
Hidangan tersebut umumnya disajikan dalam bentuk potongan-potongan gurita yang masih menggeliat. Potongan bayi gurita itu kemudian diberi siraman minyak wijen dan taburan biji wijen panggang.
Selain dihidangkan dalam bentuk potongan kecil, sannakji juga kerap disantap utuh. Gurita mulanya bakal digulung menjadi buntalan dengan menggunakan sumpit, kemudian langsung dimakan.
Di sisi lain, makanan ini sebenarnya terbilang cukup berbahaya. Bagaimana tidak, tentakel gurita yang masih menggeliat berpotensi menyedot lidah, gusi, atau tenggorokan si pemakan sannakji.
Hal ini bisa membuat pemakannya tersedak apabila tidak mengunyahnya dengan benar. Parahnya lagi, bahkan bisa sampai meninggal karena kesulitan bernapas.

Ilustrasi bahaya makan gurita yang masih hidup (Foto: AsiaOne)
Kasus yang demikian pernah dialami seorang vlogger asal Korea Selatan bernama Yoon. Wanita itu pingsan dan mengalami gangguan pernapasan, tak lama berselang usai memakan gurita hidup. Sekitar dua minggu kemudian, dia dikabarkan meninggal dunia.
Meski begitu, sannakji tetap menjadi hidangan primadona bagi masyarakat Korea Selatan. Mereka percaya bahwa menyantap sannakji dapat menambah kekuatan dan menjaga stamina tubuh.
Beberapa tahun belakangan, kuliner ekstrem ini bahkan menjadi tren di kalangan turis asing. Hidangan ini juga dianggap sebagai makanan eksotis yang patut dicoba ketika bertandang ke Korea Selatan. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya juga? (Nurisma)