Hot Borneo

Longsor Jalan Nasional di Satu Tanbu, BPJN Angkat Bicara

apahabar.com, BANJARMASIN – Longsornya jalan nasional di Kecamatan Satui Barat, Kabupaten Tanah Bumbu jadi pusat perhatian…

Featured-Image
Akibat longsor jalan nasional di Satu Tanbu. Foto-Bayu

bakabar.com, BANJARMASIN - Longsornya jalan nasional di Kecamatan Satui Barat, Kabupaten Tanah Bumbu jadi pusat perhatian banyak pihak.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), Syauqi Kamal mengatakan perubahan kondisi lingkungan di sisi jalan jadi penyebab jalan nasional itu longsor ke galian tambang batu bara.

“Faktor penyebab longsor karena ada perubahan kondisi lingkungan di sisi jalan nasional,” kata Kepala BPJN Kalsel Syauqi Kamal dikonfirmasi, Rabu (28/9).

Ia tengah menugaskan anak buahnya untuk memastikan rencana pembangunan jalur alternatif di sisi jalan rusak.

“Ini tindakan sementara, untuk pembangunan fisik jalan yang rusak akan dikerjakan secara bertahap,” ujarnya.

Untuk tahap awal BPJN terlebih dahulu menakar kekuatan titik titik lahan yang akan dijadikan jalur, setelah itu dilakukan pembukaan jalur.

“Ini tindakan sementara, untuk pembangunan fisik jalan yang rusak akan dikerjakan secara bertahap,” ujarnya.

Sementara ini, pihak berwenang di Tanah Bumbu sudah menyediakan jalan angkutan batu bara sebagai jalur alternatif.

Pengendara mesti memutar sejauh 1,8 kilometer menuju jalan pertambangan batu bara kemudian diarahkan kembali ke jalan nasional.

Sementara Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanah Bumbu, Hairil Bakri belum bisa berkomentar banyak akibat kejadian Rabu (28/9/2022) dini hari itu.

Kata dia, menurut laporan masyarakat longsor disebabkan maraknya aktivitas pertambangan batu bara yang terus menghimpit ke arah pemukiman dan fasilitas umum.

“Jarak lubang tambang dengan jalan nasional sekitar satu meter,” ujarnya.

Selain jalan nasional, dilaporkannya ada sebanyak 27 rumah mengalami kerusakan dan ada satu rumah tanpa penghuni ikut ambruk ke lubang tambang.

Berdasarkan kesaksian Hairil, di lokasi lubang tambang di KM 171 itu masih berstatus aktif produksi.

BPJN Kalsel mencatat ada sekitar 200 meter ruas jalan ambruk ke lubang tambang itu dan sepanjang 20 meter berstatus rawan longsor.

“Faktor penyebab longsor karena ada perubahan kondisi lingkungan di sisi jalan nasional,” ujar Kepala BPJN Kalsel Syauqi Kamal saat dikonfirmasi.

Keberadaan jalan nasional dengan lebar aspal tujuh meter ini sangat penting untuk mobilitas barang ataupun orang. Misalnya, kata dia, distribusi pangan hingga energi tidak boleh sampai terhambat akibat peristiwa tersebut.

Maka untuk mempercepat kelancaran mobilitas di jalur strategis ini, pihaknya sudah mulai mengerjakan rencana pembangunan jalur alternatif di sisi jalan rusak tersebut.



Komentar
Banner
Banner