bakabar.com, BANJARMASIN - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin berencana melakukan penataan bantaran sungai di kawasan Pasar Harum Manis dan Banjar Raya.
Untuk itu Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin mencoba untuk menggandeng Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI. Pemkot Banjarmasin bersama Dishub sudah melakukan lawatan ke Kemenhub RI pada 2 Agustus lalu.
Di sana, Dishub Kota Banjarmasin menandatangani administrasi soal hibah perlengkapan jalan, berupa rambu jalan hingga petunjuk jurusan yang didapatkan pada 2021. Adapun anggaran hibah yang dikucurkan bernilai Rp1,1 miliar. Pengerjaannya rampung pada 2022.
Baca Juga: Dewan Pers Dorong Media di Kalsel Bersikap Independen pada Pemilu 2024
Seiring dengan hal tersebut, Dishub Kota Banjarmasin kembali mengajukan perencanaan pembangunan ke Kemenhub RI terkait pembenahan atau pembangunan pelabuhan di Banjar Raya dan dermaga di Pasar Harum Manis.
Berdasarkan informasi yang didapat, anggaran yang diperlukan mencapai Rp70 miliar.
Mengenai pengerjaan, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishub Kota Banjarmasin, Ibni Achiruddin mengatakan pihaknya sudah menyiapkan dokumen perencanaan.
"Sudah mulai disiapkan sejak tahun 2021 lalu," ujarnya.
Begitu pula dengan dokumen kelengkapan perencanaan lainnya. Misalnya, dokumen lingkungan, analisis dampak lalu lintas (Andalalin) dan sebagainya.
"Untuk rencana Pelabuhan Banjar Raya, dokumen andalalin sudah ada. Sedangkan dokumen lingkungannya, dirampungkan di anggaran perubahan tahun ini," jelasnya.
Lalu, untuk dermaga Pasar Harum Manis, andalalin dan dokumen lingkungan bakal digarap pada tahun ini.
"Selesai semua di tahun ini," bebernya.
Ibni mengatakan pembenahan di dua kawasan itu sangat diperlukan. Alasannya beragam. Contoh pertama, untuk proyek Dermaga Pasar Harum Manis.
Dia menilai keberadaan dermaga di kawasan itu nantinya akan menghubungkan dermaga yang ada di kawasan Pasar Baru dan Pasar Lima.
"Di tengah-tengahnya ini adalah Pasar Harum Manis. Pasar ini yang belum ada dermaganya alias tidak terkoneksi," ucapnya.
Kemudian alasan kedua, ketiadaan dermaga membuat kondisi bantaran sungai kawasan Pasar Harum Manis saat ini terlihat sangat kumuh, karena adanya hunian atau kios-kios liar.
"Sedangkan di kawasan seberangnya, atau kawasan Muara Kelayan itu sudah bagus. Ada siring sungai dan lain-lain," jelasnya.
Kondisi ini, kata dia, terlihat jomplang. Begitu kontras akibat tidak tertata. Kondisi itu, menurut Ibni, juga sudah pernah disoroti oleh jajaran kementerian. Persis ketika penataan kawasan Muara Kelayan selesai dilakukan.
"Masa di Muara Kelayan sudah bagus, seberangnya justru tidak," ujarnya.
Baca Juga: Motif Pria Melarikan Anak di Bawah Umur di Tanbu Terungkap!
Konsep dermaga yang dibangun di kawasan Pasar Harum Manis nantinya yakni berupa siring dermaga yang disertai kanopi.
Sekarang beralih ke pembangunan atau pembenahan di Pelabuhan Banjar Raya. Ibni menjelaskan itu juga diperlukan lantaran pemanfaatan kawasan yang sangat stretegis. Misalnya, diperuntukkan sebagai akses angkutan sungai menuju Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Namun sayangnya sejauh ini Pelabuhan Banjar Raya belum memungkinkan untuk menampung angkutan roda empat yang hendak menggunakan jasa penyeberangan feri.
"Saat ini hanya bisa dimanfaatkan untuk roda dua. Kalau pun ada roda empat, hanya beberapa saja dan dikelola oleh swasta," ujarnya.
Itu belum termasuk dengan kawasan pelabuhan yang menurutnya belum teratur. Dengan adanya bantuan dari kementerian, pembenahan juga menyasar ke fasilitas lainnya.
Seperti misalnya, pembenahan gedung atau kantor di pelabuhan yang menurut Ibni, saat ini jauh dari kata layak. Sederhananya, pembenahan kawasan itu harus dilakukan secara menyeluruh.
Di sisi lain, diutarakan sebelumnya, anggaran yang digelontorkan untuk dua proyek itu, diperkirakan mencapai Rp70 juta. Dikonfirmasi terkait hal itu, Ibni pun membenarkannya.
Ia merincikan, untuk proyek dermaga di Pasar Harum Manis, pemerintah membutuhkan dana sebesar Rp28 miliar. Sedangkan pelabuhan di Banjar Raya, membutuhkan dana Rp34 miliar.
Lantas, kapan proyek itu ditargetkan bisa dimulai? Ibni berharap sudah mulai dikerjakan di tahun 2024. Dengan catatan, perencanaan yanh diajukan pihaknya disetujui oleh kementerian.
Lalu menurutnya, sejauh ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan jajaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Banjarmasin.
Itu untuk merelokasi para pedagang yang terdampak pembangunan dermaga. Tentu menurut Ibni, yang didata dan direlokasi hanyalah pedagang yang memiliki legalitas.
"Saat ini, pendataan masih berlangsung. Berapa banyak kios atau hunian pedagang yang terdampak dan akan direlokasi," pungkasnya.