Kesehatan Anak

Limfadenitis, Penyakit yang Dialami Anak Kedua Jessica Iskandar, Berbahayakah?

Limfadenitis, penyakit yang menyerang bagian kelenjar getah bening, disebabkan oleh infeksi, bakteri, virus dan jamur.

Featured-Image
Limfadenitis, Penyakit yang disebabkan infeksi, jamur, dan virus. Menyerang kelenjar getah bening dan menyebabkan peradangan. Foto: Freepik

bakabar.com, JAKARTA - Limfadenitis, penyakit yang menyerang bagian kelenjar getah bening, disebabkan oleh infeksi, bakteri, virus dan jamur.

Beberapa hari yang lalu, publik dikejutkan dengan kondisi anak bungsu artis dan publik figur Jessica Iskandar. Lantaran, Don Verhaag, yang dikonfirmasi menderita Limfadenitis.

Apa itu Limfadenitis?

Limfadenitis. Foto: koreamed.org
Limfadenitis. Foto: koreamed.org

Limfadenitis (Lymphadenitis) adalah istilah medis untuk pembesaran terhadap kelenjar getah bening, hal tersebut terjadi akibat respon terhadap suatu infeksi, virus, jamur, atau parasit. Ketika terinfeksi, biasanya terjadi karena infeksi ke seluruh sistem limfatik manusia.

Saat sakit, kelenjar getah bening akan mengirimkan sel dan senyawa untuk melakukan perlawanan, yang menyebabkan meradang atau nyeri. Kondisi ini kerap disebut dengan limfadenitis.

Beberapa gejala umum yang kerap muncul adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening, menyebabkan nyeri pada bagian tersebut jika diraba, kulit menjadi kemerahan, hingga demam tinggi.

"Biasanya pembengkakan terjadi di bagian leher, ketiak atau selangkangan, dan memiliki nanah di bagian yang bengkak serta mengeluarkan cairan," tutur dr. Wendri Wildiartoni P. Pelupessy, Sp.OK, pada bakabar.com, Rabu (20/12).

Gejala dan Pengobatan Limfadenitis. Foto: Freepik
Gejala dan Pengobatan Limfadenitis. Foto: Freepik

Limfadenitis dikatakan berbahaya jika gejala yang muncul secara tiba-tiba dan berlangsung lebih dari lima hari, bahkan tidak menunjukkan pembaikan.

Beberapa tanda yang harus diwaspadai adalah sering berkeringat di malam hari, berat badan turun drastis, demam yang tak kunjung membaik, munculnya gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas seperti pilek dan sulit menelan.

"Tak jarang juga adanya pembengkakan di tungkai, dan kelenjar getah bening membesar dan keras bila diraba," sambung Dr. Wendri.

Dokter biasanya akan mendiagnosis peradangan getah bening melalui pemeriksaan fisik, dan memeriksa lokasi yang terjadi pembengkakan. Bahkan menanyakan gejala yang dialami pasien.

Tak hanya melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga mungkin akan melakukan tes darah bahkan CT scan untuk menghindari risiko lainnya.

"Biasanya juga dilakukan pengambilan sampel (biopsi) dari kultur darah dan cairan tersebut dan dilakukan pemeriksaan," ucap Dr. Wendri.

Dr. Wendri mengungkapkan bahwa untuk mengurangi risiko tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan dini bila terjadi suatu infeksi di kulit, gigi atau tempat lain.

"Jika dilakukan pemeriksaan dini dapat mengurangi agar infeksi tersebut tidak menyebar ke kelanjar getah bening," tutup Dr. Wendri.

Editor
Komentar
Banner
Banner