Tak Berkategori

Libur Panjang di Marabahan, Kelotok Susur Sungai Barito Dibikin Kewalahan

apahabar.com, MARABAHAN – Libur panjang sejak 28 November 2020, tak urung membuat awak kelotok susur sungai…

Featured-Image
Jembatan Rumpiang menjadi salah satu titik yang difavoritkan pengunjung kelotok susur sungai. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Libur panjang sejak 28 November 2020, tak urung membuat awak kelotok susur sungai di Marabahan kewalahan.

Mereka nyaris tak menginjak darat selama seharian, lantaran kedatangan pengunjung yang membludak. Padahal dalam sehari, kelotok tersebut hanya menjalani tiga kali trip.

“Oleh karena cuma satu armada dan jumlah pengunjung meningkat selama libur panjang, akhirnya banyak yang tidak dapat dilayani,” ungkap Kadi, motoris kelotok susur sungai, Sabtu (31/10).

“Bahkan bisa saja sehari hanya dua kali perjalanan, lantaran hujan dan ombak Sungai Barito menjadi lebih besar,” imbuhnya.

Dalam setiap trip, wisatawan mendapat kesempatan selama 2 jam berada di atas kelotok. Dari enam titik yang dituju, spot Jembatan Rumpiang dan Mesjid Agung Al Anwar paling difavoritkan.

Selain melintasi enam titik, kelotok susur sungai yang diadakan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Barito Kuala ini juga menyediakan fasilitas karaoke mini.

“Sekarang terdapat titik tambahan di kedai terapung, sehingga wisatawan bisa makan dan minum, sembari sepuasnya mengambil foto di dekat Jembatan Rumpiang,” beber Kadi.

Aktivitas kelotok susur sungai sendiri sempat terhenti sejak Maret, menyusul peningkatan penyebaran Covid-19. Lantas dalam dua bulan terakhir, fasilitas ini diaktifkan kembali dalam protokol kesehatan.

“Sebelum pandemi Covid-19, setiap penumpang dikenakan tarif Rp10 ribu. Namun sekarang kami tidak lagi melayani penumpang perorangan,” jelas Kadi.

“Kami hanya menerima carteran atau rombongan dengan tarif Rp250 ribu. Artinya penumpang hanya berinteraksi dengan orang-orang yang dikenal. Diharapkan mereka pun mengetahui riwayat kesehatan masing-masing,” tambahnya.

Kemudian sebelum berangkat, setiap penumpang wajib menggunakan masker, cuci tangan dan menjalani pemeriksaan suhu badan.

“Kami juga hanya menerima maksimal 15 penumpang. Agar lebih mudah, penumpang lebih dulu melakukan reservasi,” pesan Kadi.

Selain dari Marabahan dan sekitarnya, kelotok susur sungai juga diminati warga kabupaten lain seperti Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Tengah.

Mereka kebanyakan menjadikan Marabahan sebagai tempat transit, sebelum melanjutkan liburan ke Banjarmasin atau Tanah Laut.

Namun tak sedikit pula yang memang berniat menyusuri Sungai Barito, karena sudah sering berlibur di pantai atau destinasi lain.

“Saya mengantar keluarga dari Banjarbaru. Mereka sudah lama ingin merasakan berkelotok di Sungai Barito,” ungkap Sari, warga Jalan AES Nasution Marabahan.

“Sasaran utama adalah mengambil foto yang berlatar belakang Jembatan Rumpiang. Kalau naik kelotok susur sungai, bisa berfoto sepuasnya,” pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner