bakabar.com, BANJARBARU – Polisi membeberkan analisis dan kesimpulan atas tewasnya seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Mariyati di Jalan Sukarelawan, Loktabat Utara, Banjarbaru.
Petugas Inafis Polres Banjarbaru menyimpulkan jika perempuan 57 tahun itu diduga nekat mengakhiri hidup lantaran depresi akibat gangguan tidur dan salah penggunaan obat.
Puncaknya pada Selasa (3/5) keluarga korban tidak berhasil lagi mencegah hingga menemukan Mariyati sudah dalam keadaan bersimbah darah di bagian ujung dapur rumahnya.
“Diduga kuat korban menggunakan pisau dapur yang ada di dekatnya untuk menusukkan ke bagian leher sehingga korban kehabisan darah dan akhirnya meninggal dunia,” jelas Kapolres Banjarbaru AKBP Nur Khamid melalui Kasi Humas AKP Tajudin Noor, Rabu (4/5).
Dari penuturan pihak keluarga, sebelumnya Mariyati juga sempat hendak mengakhiri hidup namun berhasil digagalkan suaminya, S (68).
Hasil olah TKP polisi, saat ditemukan pertama kali Mariyati dengan menggunakan baju daster warna biru motif bunga.
“Dalam posisi terlentang dengan tangan menghadap ke atas,” ujarnya.
Ditemukan banyak sekali darah di sekitar tubuhnya, yang diduga kuat adalah darah miliknya.
Salah satu tangan Mariyati yakni tangan kanannya menggenggam tali nilon warna oranye.
Di samping tubuh Mariyati juga ditemukan sajam berupa 1 buah pisau dapur, lalu 1 buah arit tanpa gagang dan 1 buah pisau dapur dari atas sumur beserta batu asahannya.
Petugas kemudian memeriksa tubuhnya dan menemukan 1 mata luka di bagian lehernya, namun tidak ditemukan luka di bagian tubuh yang lain. Juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Menurut keterangan para yakni anaknya MA (21) dan suaminya didapat informasi bahwa pada Senin (2/5) sekira pukul 23.00, Mariyati pergi tidur bersama dengan S di kamar samping dan kemudian pada dini hari Mariyati membangunkan S untuk pindah tidur karena merasa gerah dan selalu berkeringat.
S mengikuti kemauannya untuk pindah tidur ke kamar depan, kemudian pada hari kejadian, sekira jam 08.00, Mariyati pergi ke dapur dan selanjutnya korban tidak kembali lagi ke kamar.
S juga menerangkan bahwa sebelumnya atau sekira 6 bulan yang lalu, Mariyati terkena Covid-19, dan semenjak sembuh dia mengatakan kepada S bahwa tidak bisa tidur sampai dengan sekarang.
Katanya, istrinya itu pernah berobat ke dokter dan diberi resep obat, dan sejak saat itu Mariyati mengalami ketergantungan obat. Sebab apabila tidak bisa tidur, gelisah, ia membeli obat tersebut kembali ke apotek tanpa resep dokter.
S menerangkan bahwa sebelum peristiwa ini terjadi Mariyati seperti mengalami depresi dan pernah satu kali ingin melakukan percobaan bunuh diri namun berhasil digagalkan olehnya.
Sedang, menurut penuturan anaknya, MA terakhir melihat ibunya sedang tidur sekira pukul 01.00 dan tidak mengetahui jam berapa ibunya pindah tidur.
Hingga pada Selasa, sekira pukul 11.00, MA melihat ada ceceran darah di dapur, setelah mengikuti ceceran darah tersebut kemudian melihat di bagian belakang rumah atau ujung dapur terlihat ibunya sudah terbujur kaku dan berdarah.
MA membenarkan jika semenjak sembuh dari Covid-19 Mariyati merasa tidak bisa tidur.
Selanjutnya petugas membawa jenazah Mariyati ke RS Idaman Banjarbaru. Hasil visum didapati 1 mata luka di bagian leher tenggorokan dengan lebar 2,5 cm, panjang ke bawah 3 cm, serta tusukan benda tajam kedalaman 4 cm mengenai tenggorokan.
“Selain daripada itu tidak ditemukan mata luka lain baik akibat benda tajam ataupun pukulan benda tumpul lainnya di tubuh korban,” cetus Tajudin.