Nasional

LDNU Banjar Gelar Lomba Terjemah Simtudduror, Berikut 6 Penerjemah Terbaik

Enam peserta telah diumumkan sebagai penerjemah terbaik dalam Lomba Terjemah Simtudduror yang digelar Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)

Featured-Image
Para penerjemah terbaik dari Lomba Terjemah Simtudduror yang digelar LDNU Banjar. Foto: apahabar.com/Hendralianor

bakabar.com, MARTAPURA - Enam peserta telah diumumkan sebagai penerjemah terbaik dalam Lomba Terjemah Simtudduror yang digelar Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Cabang NU Banjar.

Pengumuman pemenang disampaikan di Aula lantai II Gedung PCNU Banjar, Rabu (15/11), serta dihadiri dihadiri pengurus PCNU Banjar, perwakilan Kantor Kemenag Banjar, dan tokoh masyarakat.

Peserta dengan karya terjemahan terbaik pertama adalah M Rajiannor. Sedangkan peringkat terbaik kedua ditempati Muhammad Abrar, serta M Tedy Syah Al-Fadil di urutan ketiga.

Sedangkan Wahyu Kurniawan menjadi terbaik harapan pertama, disusul Anwar sebagai terbaik harapan kedua, serta Wulan Hidayah yang menjadi terbaik harapan ketiga.

Lomba Terjemah Simtudduror telah digelar sejak Rabiul Awal 1445 Hijriah lalu. Adapun peserta berjumlah 20 orang dari kalangan mahasiswa berlatar belakang santri.

"Aspek penilaian yang paling penting adalah orisinalitas tulisan. Keaslian tulisan semua peserta telah dicek menggunakan turnitin," papar Ustaz Khalilurrahman selaku ketua pelaksana lomba.

"Aspek penilaian lain adalah kreativitas peserta menerjemahkan simtudduror.  Misalnya syarah atau penjelasan tambahan seperti footnote," sambungnya.

Diketahui lomba terjemah simtudduror baru pertama kali digelar LDNU Banjar. Biasanya hanya digelar festival maulid habsyi

"Padahal esensi dari membaca maulid Simtudduror adalah memahami kandungan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana tujuan Habib Ali Al-Habsyie (pengarang Simtudduror)," jelas Habib Ali Husin Alydrus, Ketua LDNU Banjar.

"Makanya kami mengadakan lomba terjemah simtudduror yang pertama diadakan di Banjar. Bahkan mungkin pertama pula di Kalsel," sambungnya.

Diharapkan peserta juga mampu menjabarkan isi Simtudduror yang berisi perjalanan hidup dan akhlak Nabi Besar Muhammad Rasullah SAW.

"Oleh karena sudah diterjemahkan, masyarakat umum juga dapat meresapi dan memahami isi kandungan Simtudduror untuk kemudian diamalkan," jelas Ali Husin.

"Artinya lomba seperti ini harus dipertahankan. Jangan kalah dengan festival maulid habsyi yang hanya membaca. Masyarakat juga perlu yang menerjemahkan dan menjelaskan," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner