Nasional

Layanan Telemedicine dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Diperluas

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas layanan konsultasi dan pengiriman obat gratis melalui layanan telemedicine…

Featured-Image
Ilustrasi layanan telemedicine. Foto-Pixabay

bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperluas layanan konsultasi dan pengiriman obat gratis melalui layanan telemedicine bagi pasien Covid-19 isolasi mandiri ke 3 wilayah, yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, drg. Widyawati, MKM mengatakan, diujicobakan di Jakarta pada 7 Juli lalu, layanan telemedicine mempermudah masyarakat, terutama yang melakukan isolasi mandiri di rumah untuk konsultasi kesehatan secara virtual tanpa harus datang ke RS.

"Cara itu juga guna mengurangi beban keterisian tempat tidur di rumah sakit, sehingga layanannya bisa digunakan untuk pasien bergejala sedang, berat dan kritis," ujar drg. Widyawati, kutip Okezone, Rabu (14/7).

Total ada 11 platform telemedicine di Indonesia yang bekerja sama dengan Kemenkes di antaranya Halodoc, YesDok, Alodokter, Klik Dokter, SehatQ, Good Doctor, Klinikgo, Link Sehat, Milvik, Prosehat dan Getwell.

Agar pelaksanaanya lebih efektif dan efisien, lanjut drg. Widyawati, kini alur layanan telemedicine Covid-19 dibuat lebih ringkas. Pasien tidak perlu lagi mengirimkan pesan ke apotek Kimia Farma, tapi cukup mengisi form pemesanan obat dan unggah KTP di platform telemedicine yang dipilih dan semuanya sudah langsung diproses secara otomatis.

Dia menjelaskan, layanan telemedicine gratis dimulai dari proses pengambilan dan pemeriksaan sampel di laboratorium. Untuk mendapatkan layanan ini, pasien harus melakukan tes PCR/Antigen di laboratorium yang telah terafiliasi dengan sistem New All Record (NAR) Kementerian Kesehatan.

"Jika hasilnya positif dan laboratorium penyedia layanan test Covid-19 melaporkan data hasil pemeriksaan ke database Kementerian Kesehatan (NAR), maka pasien akan menerima pesan Whatsapp dari Kemenkes RI (dengan centang hijau) secara otomatis," ucapnya.

Namun, apabila tidak mendapatkan WA pemberitahuan, pasien bisa memeriksa NIK secara mandiri di situs https://isoman.kemkes.go.id.

Setelah dapat WA pemberitahuan, pasien bisa melakukan konsultasi secara daring dengan dokter di salah satu dari 11 layanan telemedicine. Caranya tekan link yang ada di pesan WA dari Kemenkes atau di link yang muncul saat pengecekan NIK mandiri di situs https://isoman.kemkes.go.id/panduan, lalu memasukkan kode voucher supaya bisa konsultasi dan dapat paket obat gratis.

"Sebelum berkonsultasi, pasien harus menginformasikan bahwa dirinya adalah pasien program Kemenkes," jelasnya.

Selesai konsultasi, lanjut drg. Widyawati, dokter akan memberikan resep digital sesuai kondisi pasien. Hanya pasien kategori isoman, yang akan mendapatkan obat dan vitamin secara gratis.

Tidak semua jenis obat diberikan gratis, hanya ada 2 paket obat yang ditanggung Kemenkes yakni Paket A (Orang Tanpa Gejala) berupa multivitamin C, D, E, Zinc sebanyak 10 butir konsumsi satu kali sehari.

Paket B (bergejala ringan) berupa multivitamin C, D, E, Zinc sebanyak 10 butir konsumsi satu kali sehari, Azithromisin 500mg sebanyak 5 butir konsumsi sehari sekali, Oseltamivir 75mg sebanyak 14 butir konsumsi dua kali sehari dan parasetamol tab 500 mg sebanyak 10 butir (apabila dibutuhkan).

Ditekankan babwa obat dan vitamin yang diberikan hanya untuk konsumsi pasien dan tidak boleh diperjualbelikan.

"Pengiriman obat dan/atau vitamin dari apotek Kimia Farma ke alamat pasien akan dibantu oleh jasa ekspedisi. Untuk itu, pastikan pengisian alamat pengiriman di platform telemedicine sudah benar, sesuai dengan alamat pasien," ujarnya.

Setelah diproses, pasien akan mendapatkan SMS dari ekspedisi yang berisi nomor resi dan status pengiriman. Jadi pasien bisa memantau lokasi/posisi barang kiriman.

Di masa pandemi sekarang ini, layanan telemedicine menjadi salah satu opsi terbaik untuk tetap memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat dengan risiko kesehatan yang seminimal mungkin. Karena antara pasien dan dokter tak perlu bertatap muka, cukup berkonsultasi secara online.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan terus berupaya memperluas layanan telemedicine Covid-19. Selain di Jabodetabek, rencananya layanan telemedicine ini akan secara bertahap dikembangkan di ibu kota-ibu kota provinsi.



Komentar
Banner
Banner