bakabar.com, BANJARBARU – Balai Bahasa Kalsel menggelar sosialisasi layanan profesional kebahasaan dan kesastraan di salah satu hotel di Banjarbaru, Sabtu (4/12).
Tujuannya untuk menyampaikan kepada masyarakat soal layanan di bidang kebahasaan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Lutfi Baihaqi, menjelaskan ada empat hal yang disosialisasikan.
Pertama, uji kemahiran berbahasa indonesia atau UKBI Adaptif. Kemudian pengertian bahasa Indonesia bagi penutur asing atau BIPA dan penerjemahan dan layanan bantuan ahli kebahasaan dan kesastraan. Ada pula program layanan jurnal ilmiah, buku, dan kamus.
Sebenarnya, kata Baihaqi, layanan ini sudah lama dijalankan. Namun, sesuai aturan, layanan tersebut harus disosialisasikan ke publik.
“Agar masyarakat luas tahu bahwa inilah layanan-layanan yang kami lakukan,” katanya.
Peserta kegiatan ini berasal dari berbagai profesi, seperti guru, penulis, dan dosen. Bahkan aparat kepolisian sering meminta saksi ahli kebahasaan untuk mengungkap suatu perkara.
“Kalau ada kasus kasus seperti pencemaran nama baik, kemudian penghinaan, fitnah ujaran kebencian, hingga sertifikat palsu, itu sering menggunakan layanan kami,” bebernya.
Dalam kasus-kasus tersebut, pihaknya akan membantu membuktikan dari unsur kebahasaannya. Misalnya, sertifikat palsu yang dapat dilihat dari ejaannya.
“Kemudian kalau unsur pencemaran nama baik kita lihat dari konteksnya. Sesuai enggak konteksnya itu. Konteks bahasa itu apakah sudah memenuhi syarat penggunaan?” jelasnya.
Bahkan pihaknya juga diminta membantu mengungkap kasus-kasus dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selain aparat penegak hukum, para penulis juga memanfaatkan dengan baik layanan BIPA. Seperti menerjemahkan karya tulisnya dari bahasa Indonesia ke bahasa asing.
“Beberapa penulis itu karyanya kami terjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, cerita rakyat karya sastrawan yang di sini juga kita terjemahkan dalam bahasa daerah dan bahasa Inggris,” ungkapnya
Lutfi berharap lembaga yang dipimpinnya itu semakin eksis dan dapat membantu kebutuhan masyarakat dalam bidang kebahasaan. Juga program-program yang dilaksanakan dapat diterima masyarakat.
“Semoga kami bisa meningkatkan mutu bahasa Indonesia dan daerah dan mutu pengguna bahasa sastra Indonesia dan daerah,” tutupnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Dispersip Kalsel) Nurliani Dardie, mengungkapkan antusiasmenya menghadiri sosialisasi kebahasaan dan kesastraan itu.
“Kita mendapatkan wawasan, ilmu dan pengetahuan terutama tentang layanan -layanan yang ada di Balai Bahasa Kalsel,” katanya.
Dengan begitu, ucapnya, banyak orang tahu tentang layanan kebahasaan dan kesastraan.
Selain itu, sebutnya, layanan penerjemahan khususnya bahasa inggris dirasanya sangat membantu masyarakat atau utamanya penulis.
“Itu sangat membantu menerjemahkan buku kedaerahan Kalsel ke bahasa inggris biar bisa diketahui oleh masyarakat luas,” ucapnya.
Nurliani mencontohkan, Kalsel memiliki berbagai macam cerita rakyat yang sering dipamerkan di Indonesia Internasional Book Fair.
“Pesertanya dari berbagai negara, kalau hanya menggunakan bahasa Indonesia, tidak banyak peserta pameran yang bisa bahasa Indonesia,” terangnya.