bakabar.com, BANJARMASIN - Laksmi Shari De Neefe Suardana tengah sibuk mempersiapkan diri jelang Miss Universe 2022. Saking fokusnya, ia tak mau terlibat dengan urusan percintaan.
Kehidupan Laksmi berubah setelah gelar Puteri Indonesia 2022 jatuh ke tangannya pada Mei lalu.
"Pastinya lebih sibuk. Aku dulu hanya gadis biasa yang tinggal di Ubud, pergi ke mana-mana jalan kaki, doing simple things, go to my garden, taking my dogs. I miss that part," ungkap Laksmi.
Kesibukannya semakin menjadi-jadi beberapa bulan terakhir karena persiapannya menuju Miss Universe 2022 semakin intens.
Namun bagi perempuan berdarah Bali-Austraslia ini, tak ada hal yang perlu dikeluhkan karena ia menikmati proses tersebut.
"I love being busy, terutama di platform yang memungkinkanku untuk berkontribusi lebih kepada komunitas dan masyarakat Indonesia secara luas. Bisa menjadi one of change makers, it motivates me everyday," ujar perempuan 26 tahun ini.
Oleh karena itu, ia tak mau menyia-nyiakan waktu yang tersisa dan memanfaatkannya secara maksimal untuk mempersiapkan diri sebelum Miss Universe 2022 digelar di New Orleans, AS, pada Januari 2023.
Perempuan yang hobi membaca ini bahkan mengesampingkan dulu segala urusan pribadi, tanpa terkecuali percintaan.
Soal pasangan hidup, ia tak mengungkap secara spesifik sedang menjalin hubungan asmara atau tidak.
"I'm focusing on myself now. Aku punya banyak tanggung jawab saat ini dan aku tidak mau mengecewakan Indonesia dengan kehidupan pribadi saya. I just wanna do my best on how I can represent Indonesia in the best possible way," tuturnya.
Fokus mempersiapkan diri juga dibarengi Laksmi dengan menjaga keseimbangan hidup. Salah satunya dalam hal menggunakan media sosial.
Ia tak menampik betapa pentingnya instrumen tersebut untuk mendukung karier dan misinya sebagai Puteri Indonesia sekaligus representatif bangsa di ajang internasional seperti Miss Universe.
Namun, Laksmi selalu berusaha menggunakan secara bijak. Ada waktu tertentu yang ia khususkan untuk hidup tanpa berinteraksi lewat gadget.
"Aku membiasakan diri untuk tidak mencari handphone sesaat setelah bangun, begitu pula sebelum tidur. I use that time to reflect more on myself and meditate," ujar Laksmi.
Media sosial bisa sangat bermanfaat, tapi jika tidak digunakan dengan bijak justru dapat menjadi bumerang yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Seperti kasus bullying di dunia maya yang kerap terjadi.
Laksmi pernah merasakan jahatnya jempol-jempol netizen terutama ketika pada masa awal menyandang status Puteri Indonesia.
"But I don't take it personally, they don't know me, and they never met me. Aku juga tidak mau tahu tujuan mereka apa, apakah itu hanya untuk menyakiti hati saya, atau karena memang mereka punya masalah. But I do hope, the bullying stops," kata Laksmi De Neefe.