Regional

Lagi, Kasus Inses Terjadi di Purbalingga

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Purbalingga mengungkap kasus hubungan sedarah (inses) seorang bapak terhadap anak kandungnya di Kabupaten

Featured-Image
Ilustrasi: Kapolresta Banyumas mewawancarai tersangka kasus pembunuhan berencana tujuh bayi hasil inses di Banyumas, Selasa (27/6). Foto: apahabar.com/Afgani Dirgantara

bakabar.com, JAKARTA - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Purbalingga mengungkap kasus hubungan sedarah (inses) seorang bapak terhadap anak kandungnya di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

"Kasus persetubuhan ini dilakukan oleh BN (41), warga Kaligondang, Purbalingga, terhadap anak kandungnya berinisial DM (16)," kata Wakil Kepala Polres Purbalingga Komisaris Polisi Donni Krestanto saat konferensi pers di Markas Polres Purbalingga seperti dilansir Antara, Senin (24/7).

Terungkapnya kasus tersebut berawal dari kecurigaan ibu korban, MSI (39), yang melihat kondisi anaknya agak gemuk dan mengeluh lemas serta perutnya membesar.

Baca Juga: Polisi: 7 Bayi Inses di Banyumas Ditumbalkan Demi Raup Kekayaan

Oleh karena itu, kata dia, MSI mengantar anaknya ke RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Setelah pemeriksaan air seni menggunakan alat tes kehamilan, hasilnya positif hamil.

Menurut dia, MSI selanjutnya menanyakan perihal kehamilan tersebut kepada anaknya dan DM pun mengaku jika perbuatan itu dilakukan oleh BN yang merupakan ayah kandungnya.

"Setelah mendengar pengakuan DM, ibu korban kemudian melaporkan kepada kakaknya, MBR (49). Pakde korban itu selanjutnya lapor ke kepolisian," jelasnya.

Berdasarkan laporan tersebut, petugas dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Purbalingga menangkap BN pada tanggal 19 Mei 2023.

Baca Juga: Rumitnya Relasi DNA Ayah-Anak Kasus Pembunuhan Bayi Inses di Banyumas

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata dia, BN mengaku perbuatan tersebut pertama kali dilakukan tersangka pada bulan Agustus 2017 saat korban masih duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar.

"Saat itu tersangka pura-pura tidur di samping korban dan mengajak anaknya untuk melakukan persetubuhan. Namun, DM menolak ajakan tersebut," katanya.

Karena ditolak, kata dia, BN mengancam akan membunuh korban jika tidak mau melayani permintaannya, dan akhirnya DM menuruti kemauan ayahnya pada tanggal 15 Agustus 2017 sekitar pukul 23.00 WIB.

Setelah kejadian tersebut, lanjut dia, tersangka sering melakukan persetubuhan dengan anaknya.

Baca Juga: Jerat Relasi Kuasa dalam Kasus Pembunuhan 7 Bayi Inses di Banyumas

"Kadang seminggu tiga kali, kadang setiap hari tergantung pada kemauan dan kondisi di rumah. Perbuatan itu terakhir dilakukan pada tanggal 24 Maret 2023 sekitar pukul 01.00 WIB di kamar korban," kata Wakapolres.

Terkait dengan perbuatan tersebut, tersangka BN bakal dijerat Pasal 81 ayat (1), (2), dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang.

Editor


Komentar
Banner
Banner