bakabar.com, MARTAPURA - Butuh enam bulan lamanya bagi polisi menangkap satu per satu pembunuh Sukirman (54), pedagang es krim keliling di Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar.
"Penangkapan pelaku ini kita lakukan berdasarkan hasil penyelidikan tim gabungan dan hasil keterangan dari masyarakat di sekitar TKP," jelas Kanit Opsnal Subdit III, Jatanras, Polda Kalsel, AKP Endris Ary Dinindra kepada bakabar.com Selasa (7/9).
Keterangan dari masyarakat tersebut didapati oleh pihaknya beberapa hari yang lalu. Dari keterangan tersebut polisi kemudian melakukan pendalaman informasi.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Keterangan dari masyarakat tersebut didapati oleh pihaknya beberapa hari yang lalu. Dari keterangan tersebut polisi kemudian melakukan pendalaman informasi.
"Ada warga yang merasa curiga kepada gerak-gerik ketiga anak ini setelah adanya insiden pembunuhan tersebut. Kemudian masyarakat mengabarkan kepada tim gabungan," ungkapnya.
Dari hasil penyelidikan tersebut, didapati tiga remaja diduga sebagai pelaku pembunuhan dan dua lainnya berperan membantu menguburkan jasad Sukirman. Personel gabungan yang dipimpin Endris langsung terjun ke Kandangan dari Banjarmasin sekitar pukul 03.00 dini hari.
"Untuk penangkapannya kita lakukan sekitar pukul 06.00 di rumah masing-masing tanpa ada perlawanan," bebernya.
Pelaku yang berhasil diamankan, antara lain J (20), JA (15) dan ARD (14). Untuk dua lainnya berinisial M (32) dan W (30).
Mereka ditangkap di sejumlah lokasi yang letaknya tidak berdekatan. Pertama di Dusun Terangking, kedua di Dusun Pematang Lahung, Desa Angkipih, Paramasan, Kabupaten Banjar.
Dalam proses penangkapan ke lima pelaku ini Polda Kalimantan Selatan menerjunkan banyak tim gabungan. Mulai dari Tim 2 Jatanras (Macan Kalsel) Subdit III, Ditreskrimum Polda Kalsel, Unit Resmob Polres Banjar (Tim Tekap), Unit Resmob Polres HSS, Unit Resmob Polres Tapin, serta Unit Reskrim Polsek Belimbing dan Polsek Loksado yang dipimpin langsung oleh AKP Endris.
Dari keterangan Endris, modus para pelaku adalah berpura-pura membeli es krim yang dijual oleh Sukirman. Pada saat ia lemah, pelaku AJ langsung mengayunkan parang ke bagian punggung korban.
“Jadi sudah direncanakan,” jelasnya.
Korban sebenarnya sempat mencoba menyelamatkan diri. Namun upaya tersebut gagal, dan para pelaku mengejarnya lagi hingga Sukirman dihabisi dengan cara ditusuk dan ditebas menggunakan parang.
Dari pembunuhan brutal itu, ketiganya mendapatkan uang jarahan senilai Rp250 ribu. Uang itu dibagi rata ketiga pelaku ini.
Lantas, mengapa proses pengungkapan kasus ini memakan waktu berbulan-bulan?
Endris menjelaskan minimnya saksi yang mau menyampaikan keterangan kepada aparat berwajib jadi kendala utamanya.
Sebagai pengingat, kejadian bermula saat keluarga mencari Sukirman yang dua hari tak pulang ke rumah. Mantu Sukirman dibantu relawan kemudian mencari keberadaannya di jalur tempat biasa ia berjualan es krim.
Selasa 27 April 2021 sekitar pukul 14.30 warga mendapati jasad Sukirman telah dikubur di dalam hutan di Dusun Pematang Lahung, Desa Angkipih, Paramasan, Kabupaten Banjar.
Saat dilakukan penggalian, berbagai mata luka bekas senjata tajam dari bacokan hingga tusukan ditemukan di jasad Sukirman. Dugaan pembunuhan mencuat setelah rombong beserta sepeda motor Sukirman tak kunjung ditemukan.
Bengisnya 3 Remaja Banjar Bunuh-Rampok Paman Es Kandangan, Ortu Ikut Mengubur!