Potensi UMKM Lokal

Kotak Abu Jenazah Kerajinan Kriya Daun Diminati di Luar Negeri

Kegigihan membawa berkah. Kalimat itu nampaknya cocok disematkan untuk pegiat UMKM Surabaya, Siti Retnanik

Featured-Image
Nani bersama karyawannya membuat kerajinan daun kering (Foto: Dok. Owner Bengkel Kriya Daun 996)

bakabar.com, SURABAYA - Kegigihan membawa berkah. Kalimat itu nampaknya cocok disematkan untuk pegiat usaha mikro kecil menengah (UMKM) Surabaya, Siti Retnanik. 

Perempuan yang akrab disapa Nani itu sukses membuat usaha kriya daun kering hingga ekspor ke mancanegara. Salah satu produk unggulannya adalah kotak abu jenazah.

Bisnis kerajinan daun kering ini mulanya ditekuni oleh Nani dan mendiang suami bernama Heri sejak tahun 1996. Sang suami kerap mengumpulkan daun kering yang berserakan di halaman kantornya.

“Daun-daun itu sebagian disimpan, lalu ditempel di buku dalam bentuk herbarium,” cerita Nani saat dihubungi bakabar.com, Senin (27/3).

Baca Juga: UMKM Sudah Go Digital, Jangan Lupa! Toko Fisik juga Penting

Lama-kelamaan, Nani dan sang suami berpikir untuk membuat kerajinan dengan tempelan daun kering. Ide itu pun segera dieksekusi dengan baik dengan membuat berbagai kerajinan tangan.

“Ada tas, boks serbaguna, buku, dekorasi rumah, hingga suvenir,” papar perempuan 65 tahun itu.

Dilirik Inggris, Menyebar ke Berbagai Negara

Kerajinan itu ditekuni hingga Nani bisa memamerkannya di berbagai kota. Pada saat di sebuah pameran pada tahun 2005, kerajinan kriya daun milik nani ternyata dilirik oleh warga negara Inggris.

“Orang Inggris itu minat dengan boks yang saya bikin, lalu dia minta dibikinkan kotak abu jenazah untuk dikirim ke Inggris,” jelas pemilik usaha bernama Bengkel Kriya Daun 996 itu. 

Sejak saat itu, kerajinan kriya daun milik Nani mulai dikenal di mancanegara. Tidak hanya kotak abu jenazah, tapi juga produk lainnya.

Baca Juga: Tak Perlu Minder, UMKM juga Bisa Ekspor Produk

Dia pun rutin mengekspor produknya ke berbagai negara. Seperti Inggris, Amerika, Dubai, Malaysia, Australia, dan lain-lain.

“Kalau yang rutin memang Inggris. Bulan ini baru saja kirim kotak abu jenazah 375 buah. Bulan lalu 500 buah, tergantung pesanan,” imbuh warga Ngagel Mulyo, Surabaya itu.

Berdayakan Warga dan Perjuangan Selama Pandemi

Kini, dia menekuni usahanya dengan kedua anaknya. Nani juga memberdayakan warga sekitar rumahnya untuk membantu usahanya.

"Selain mendaur ulang dan memanfaatkan sampah, saya juga berusaha memberdayakan perempuan sekitar lingkungan saya," tutur Nani.

Omzet yang didapatkannya pun bervariasi. Minimal omzet yang didapatkannya sebesar Rp 25 juta per bulan.

Baca Juga: Empat Keuntungan Bagi UMKM Bila Memiliki Merek Produk

“Pas pandemi itu turun drastis. Sekarang ya mulai merangkak lagi, terutama di pasar lokal,” tutur perempuan berhijab itu.

Nani juga memberi pesan kepada semua pelaku UMKM. Yakni, rajinlah mengikuti gelar produk atau pameran di mana pun.

“Sebab kesempatan untuk bertemu pelanggan secara luas itu ya di even pameran. Sebagian besar pelanggan saya juga awalnya ketemu di pameran,” pungkas ibu 3 anak itu.

Editor


Komentar
Banner
Banner