bakabar.com, BANJARMASIN – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dikabarkan tengah mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite.
Hal itu imbas dari melejitnya permintaan Pertalite akibat dampak dari naiknya harga BBP Pertamax atau RON 92.
Sementara itu, isu mengenai kelangkaan Pertalite dibantah oleh manajemen PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha yang menjual bensin jenis Pertalite itu.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan jika stok Pertalite di SPBU aman.
Pertamina juga telah memasok kembali mobil tangki berisi Pertalite ke sejumlah SPBU.
“Harapannya, segera terurai. Saya enggak mengerti juga, kenapa di BSD-Bintaro tiba-tiba konsumsinya tinggi, tapi kita enggak ada pembatasan ya. Artinya, berapa pun yang diminta kita akan guyur ini,” ujar Irto dilansir CNBC Indonesia, Jumat (1/4).
“Itu kan hanya 1-2 SPBU, dan tadi jam 10-an dicek sudah diisi. Jadi tidak ada yang langka (Pertalite) kita tetap pasok sesuai dengan kebutuhan,” tambah Irto.
Menurutnya kenaikan harga Pertamax memang membuat ada pengguna yang berpindah menggunakan Pertalite.
Namun dia menuturkan pemakaian Pertamax bukan hanya karena harga namun juga kebutuhan mesin yang digunakan.
“Potensi perpindahan itu mungkin ada, namun konsumen Pertamax itu tidak hanya karena harga, tapi konsumen ini umumnya mereka yang tahu akan kebutuhan mesin kendaraan mereka,” kata Irto.
Hal serupa juga dikatakan Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman.
Stok Pertalite tidak akan sampai langka bahkan hingga habis terkait dengan kenaikan harga Pertamax.
“Mestinya tidak. Bukan seperti solar yang bisa ke industri makanya banyak penyalahgunaan,” kata Saleh.
Data Pertamina per 27 Maret 2022, stok Pertalite secara nasional 1,16 juta kilo liter (kl) atau bisa bertahan hingga 15,7 hari ke depan.
Stok tersebut adalah akumulasi stok pada Terminal BBM, kilang dan instransit kapal.
Sebagai informasi beberapa hari lalu telah diumumkan kenaikan harga Pertamax. Saat ini harganya menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter naik yang sebelumnya dari Rp 9.000-Rp 9.400 per liter.