bakabar.com, BANJARBARU – Proyek jalan Liang Anggang-Bati Bati terus disorot. Setelah superlelet, gorong-gorong yang baru dipasang kini pecah.
Saluran air tersebut terbenam tak terlalu dalam di jalan berlumpur itu. Pecahnya material tersebut lantas menimbulkan tanda tanya.
"Apakah gorong-gorong yang dipasang kontraktor itu sudah sesuai standar?" kata Dewan Pakar Ikatan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalsel, Hasan Husaini kepada bakabar.com, Kamis sore (20/1).
Menurut Hahu-sapaan akrabnya, spesifikasi gorong-gorong yang dipasang untuk jalan nasional haruslah sesuai standar. Baik dari segi jenis, dimensi, bahan, hingga letak kedalaman.
Selain itu, beban berat muka jalan yang bakal dilintasi kendaraan pun mestinya sudah diperhitungkan sedari awal perencanaan.
Dengan pekerjaan lamban, ditambah insiden gorong-gorong pecah yang baru dipasang -berdasar hukum teknis- proyek ini sudah bisa dibilang kegagalan konstruksi.
"Gorong-gorong yang baru, tapi bisa ambrol. Artinya ada yang tidak memenuhi syarat. Mutunya bermasalah," ujarnya.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 PJN Wilayah I Provinsi Kalsel, Mirnasari Daulay mengakui gorong-gorong itu baru dikerjakan saat paket perbaikan dimulai.
"Tujuannya supaya air bisa mengalir ke sisi sebelahnya," ucapnya dihubungi bakabar.com, Kamis (20/1).
Berdasar laporan yang masuk, Mirna menyebut penyebabnya tak lain karena truk berangkutan besar yang melintas.
Aturannya, beban maksimal kendaraan yang boleh melintas hanya 8 ton. Terlebih dalam proses perbaikan.
"Karena ini masih masuk kategori jalan kelas III," ujar Mirna.
Sebenarnya, Mirna sudah berkali-kali mengimbau pengguna jalan khususnya truk untuk menggunakan jalur alternatif.
"Tapi masih pada ngeyel," kesalnya.
Insiden pecahnya gorong-gorong terjadi di lokasi proyek jalan Liang Anggang tepatnya RT 02, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Selasa (18/1) sore.
Insiden sempat membuat sebuah truk bermuatan pupuk miring. Penumpukan kendaraan juga terjadi.
Sebagai gambaran, proyek Rp 74 miliar ini belum sepenuhnya rampung. Separuh bahu jalan sudah lebih mendingan. Namun sebagian lagi masih berlumpur.
Nah, untuk truk maupun mobil roda empat diminta tetap melintas di jalan berlumpur. Sementara kendaraan roda dua boleh melintasi atas jalan yang masih dalam masa perbaikan.
Namun begitu, Ketua RT 02 Landasan Ulin Selatan, Hendra heran mengapa hanya dengan dilintasi truk bermuatan pupuk gorong-gorong di bawah jalan itu bisa pecah.
"Karena kan jalan nasional ini harusnya memang dilintasi angkutan berat," herannya.
"Kemungkinan penggalian kurang dalam dan gorong jalan seharusnya yang segi empat kan," tambahnya.
Masalah Proyek Jalan "Bubur" Liang Anggang-Bati Bati Bertambah, Kini Insiden Gorong-gorong Pecah